Suara.com - Memperingati Hari Tani Nasional 2022, Kementerian Pertanian memusatkannya di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (3/10/2022).
Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah panen bawang merah ramah lingkungan di kawasan 300 hektare. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pertanian adalah sektor penting.
"Kalau kita tidak punya makanan, kita bisa apa? Pertanian adalah hal penting bagi bangsa dan negara. Petani adalah pejuang kehidupan pejuang bangsa," katanya.
Mentan menambahkan, sektor pertanian Indonesia telah berkontribusi besar bagi perekonomian.
"Oleh karena itu, pemerintah mendukung dengan membangun infrastruktur pertanian, pendampingan teknologi, akses permodalan, dan lain-lain. Semua ikhtiar ini demi mendorong produktivitas dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia," katanya.
Menurutnya, peringatan Hari Tani Nasional merupakan momentum untuk mengkonsolidasi secara emosional bagi Bangsa Indonesia, khususnya seluruh jajaran Kementan, para gubernur dan kepala daerah bahwa pertanian merupakan sektor yang sangat strategis bagi bangsa dan negara Indonesia.
Sementara itu, Dirjen PSP Kementan, Ali Jamil mengatakan, sudah saatnya petani memanfaatkan alat dan mesin pertanian.
"Kita akan terus mendorong agar petani semakin adaptif dengan kemajuan teknologi, seperti dengan memanfaatkan taksi alsintan," katanya.
Ali menjelaskan, kebutuhan alsintan di Indonesia sebanyak 1.353.463 unit untuk meng-cover total lahan sawah nasional seluas 7.463.948 hektare
Baca Juga: Kementan Dorong Produktivitas Pertanian dan Pemulihan Ekonomi dengan Program Jalan Usaha Tani
"Kebutuhan tersebut terdiri dari alsintan jenis traktor roda 4, traktor roda 2, pompa air, rice transplanter, dan hand sprayer," katanya.
Untuk memanfaatkan keberadaan alsintan, Kementan melakukan pelatihan SDM, yaitu pengelola dan operator, kemudian melakukan pengawalan dan pendampingan teknis dan manajemen.
"Kita juga memfasilitasi sarana pendukung operasional Taksi Alsintan, seperti sarana managemen informasi, perbengkelan, suku cadang, BBM, pelumas, penguatan Kelembagaan pengelola taksi alsintan, juga pengawasan dan evaluasi," katanya.
Ali berharap, kemudahan-kemudahan bisa didapatkan oleh para pengelola taksi alsintan.
"Jadi relatif ini tidak ada APBN, tapi menggunakan dana perbankan. Kami tentu yang menjalankan di lapangan, terima kasih pada bapak presiden, menkeu, dan semua yang terlibat. Untuk pak menteri pertanian, kami eksekutor di lapangan siap menjalankan ini. Namun beberapa poin perlu diperhatikan, seperti saya bilang tadi DP-nya masih 30 persen diperbankan. Boleh tidak, DP-nya diturunkan," katanya.
Ali mengatakan, poinnya adalah level mekanisasi kita kalau dibanding dengan negara-negara maju sangat jauh tertinggal.