Brasil Vs Spanyol di Final Olimpiade Tokyo, Pedri Si Tenaga Kuda Jadi Sorotan

Syaiful Rachman Suara.Com
Jum'at, 06 Agustus 2021 | 19:13 WIB
Brasil Vs Spanyol di Final Olimpiade Tokyo, Pedri Si Tenaga Kuda Jadi Sorotan
Pedri dan rekan satu timnasnya kiper Unai Simon saat sesi latihan di Ciudad del Futbol di Las Rozas dekat Madrid pada 3 Juli 2021 ketika EURO 2020. Kedua pemain menjadi dua dari enam pemain Spanyol yang bertanding dalam Euro 2020 yang memperkuat Spanyol dalam Olimpiade 2020 di Tokyo. (Photo by JAVIER SORIANO / AFP) (AFP/JAVIER SORIANO)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hari itu, saat melawan Pantai Gading tersebut, Pedri memang bermain lebih dari 90 menit, tepatnya selama 101 menit, dalam pertandingan keempatnya dalam sebulan terakhir yang harus dilalui dengan babak tambahan.

Tiga babak tambahan sebelumnya dia lewatkan saat memperkuat Spanyol dalam Euro 2020.

Pertama, melawan Kroasia ketika Spanyol harus bermain 120 menit sebelum menang 4-2 pada 16 besar. Kedua, ketika menang adu penalti melawan Swiss setelah 1-1 selama 120 menit. Dan terakhir, ketika kalah adu penalti melawan Italia menyusul seri 1-1 selama 120 menit.

Enam hari lalu, dalam perempat final Tokyo 2020 melawan Pantai Gading, Pedri kembali memainkan pertandingan yang mesti dituntaskan dengan babak tambahan setelah Max-Alain Gradel membuat gol yang memaksa Spanyol bermain selama 120 menit sebelum menaklukkan Pantai Gading 5-2.

Gelandang muda Spanyol Pedri di tempel ketat pemain Italia Domenico Berardi saat laga semifinal Euro 2020 di Wembley Stadium, London. Andy Rain / POOL / AFP
Gelandang muda Spanyol Pedri di tempel ketat pemain Italia Domenico Berardi saat laga semifinal Euro 2020 di Wembley Stadium, London. Andy Rain / POOL / AFP

Tak Berhenti Berlari

Sama dengan Ibai, awak laman Olympics.com pun penasaran.

Apa tidak capai terus bermain bola, justru saat pemain-pemain lain tengah menikmati jeda musim panas setelah selesai Piala Eropa lalu.

Gelandang asal Kepulauan Canary, wilayah seberang lautan Spanyol yang jauh lebih dekat ke Mauritania dan Maroko di Afrika Barat ketimbang Spanyol di Eropa, cuma tertawa.

"Sejujurnya semua yang saya alami ini gila," jawab dia seperti dikutip laman Olympics.com.

Gila dalam konteks ini lebih kepada menakjubkan. Dan jika dua kata ini berkonotasi sama, maka tak berlebihan jika perjalanan karir pemuda Spanyol yang seperti kebanyakan anak muda Spanyol berusia 18 lainnya lagi mendambakan SIM pertamanya itu, memang gila.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI