"Kami pun sebagai pemain sudah mikirnya ini berat, karena larinya ke keselamatan jiwa nih," kata Shahar.
"Sementara di sana itu, dia juga bilang CEO-nya [Kalteng Putra] itu kan Ketua Adat Dayak di sana dan disegani. Jangan sampai anak buahnya itu bertindak di luar instruski si Ketua Ada ini. Ya saya sampaikan lah itu ke pemain," pungkasnya.
Polemik tunggakan gaji pemain Kalteng Putra ini sudah sampai ke Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) yang kemudian meneruskan kasus tersebut ke asosiasi pesepak bola profesional dunia, FIFPRO.
Terkini, para pemain Kalteng Putra tak hanya diseret lewat jalur hukum oleh klub, tetapi juga terancam sanksi dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI buntut mogok tanding. Mereka terancam sanksi larangan tampil dua tahun sampai denda sekitar Rp100 juta.