Gemilang kejayaan pada 2014 gagal dipertahankan Persib pada musim-musim berikutnya. Dengan mengabaikan kompetisi musim 2015 yang dihentikan karena pembekuan PSSI oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga serta musim 2020 yang dihentikan karena pandemi COVID-19, Persib dapat disebut baru pada musim lalu dapat kembali bersaing di papan atas yakni mengakhiri musim di posisi kedua.
Persib bahkan sempat mengakhiri musim di posisi ke-13 pada 2017. Salah satu keterpurukan paling buruk yang pernah dialami klub itu.
Apapun, Persib tetaplah Persib. Terlebih kali ini mereka mampu mengakhiri reguler dengan menghuni posisi kedua. Di bawah asuhan arsitek tim asal Kroasia Bojan Hodak, peluang Persib untuk membawa pulang trofi juara ke kota kembang Kembang cukup besar.
Pangeran Biru akan bertamu ke Bali, pada pertandingan semifinal pertama di markas Bali United Selasa (14/5) mendatang. Persib memiliki keuntungan psikologis sebab sang lawan tidak akan didukung para penggemarnya karena laga dimainkan di lapangan latihan Bali United.
Bali United
![Duel Persebaya Surabaya vs Bali United dalam laga pekan ke-33 BRI Liga 1 2023-2024 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Rabu (24/4/2024) sore WIB. [Dok. Bali United]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/04/24/78469-duel-persebaya-surabaya-vs-bali-united-dalam-laga-pekan-ke-33-bri-liga-1-2023-2024.jpg)
Secara de jure, Bali United baru lahir pada 2015. Namun klub ini sebenarnya bukan klub yang benar-benar baru, sebab mereka sebelumnya merupakan klub asal Kalimantan, Putra Samarinda.
Saat masih bernama Putra Samarinda (Pusam), klub itu merupakan peserta kompetisi Galatama dan pernah berkiprah di Liga Indonesia. Namun karena masalah finansial, Pusam kesulitan bersaing untuk menjadi juara.
Masalah-masalah yang ada kemudian membuat Pusam kemudian merger dengan Persisam, untuk membentuk Persisam Putra Samarinda. Lantas pada 2014, Pusam diambil alih Pieter Tanuri yang mengganti nama klub menjadi Bali United.
Ternyata tanah para dewata, dan sokongan modal tentunya, membawa berkah bagi Bali United. Mereka bukan saja bagai menghapus nama klub lama seperti Persegi Gianyar atau Gelora Dewata sebagai “top of mind” sepak bola Bali di benak masyarakat, tetapi Bali United juga menjelma menjadi salah satu kekuatan penting di kompetisi tanah air.
Sejarah mencatat, Bali United telah dua kali menjuarai Liga 1, yakni pada 2019 dan musim 2020/2021. Mereka bahkan terhitung mampu mempertahankan gelar juara liga, sebab musim 2020 kompetisi tidak diteruskan karena pandemi COVID-19.
Prestasi terburuk Bali United adalah mengakhiri musim di posisi ke-11 pada musim 2018. Sisanya, mereka selalu mampu bersaing di papan atas, yakni dengan menghuni posisi kedua pada 2017 serta berada di posisi kelima pada akhir musim 2022/2023.
Borneo FC memiliki irisan sejarah dengan Bali United. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, Bali United dulu bernama Putra Samarinda (Pusam).
Diakuisisinya Pusam oleh Bali United yang berujung pada pemindahan markas klub ke Bali, membuat kota Samarinda tidak lagi memiliki perwakilan di kancah sepak bola papan atas nasional. Hal itu disikapi oleh salah seorang penggemar berat Pusam, Nabil Husein, dengan membentuk Borneo FC.
Borneo FC dibentuk dengan mengakuisisi tim asal Madura, Perseba Bangkalan, pada 2014. Perseba sendiri saat ini didaftarkan kembali oleh Asosiasi Provinsi PSSI Bangkalan untuk dapat berkompetisi di Liga 3 Jawa Timur.