Infografis
Suara.com - Penyerang Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen mengakui lebih suka kehidupan di Belanda atau Belgia ketimbang Indonesia dalam aspek menjalani keseharian di luar sepak bola.
Hal itu disampaikan Ragnar Oratmangoen kepada media Belanda, Omroebrabant, dikutip Suara.com pada Rabu (27/11/2024).
Menurut penyerang klub Belgia, FC Dender itu, masyarakat Indonesia begitu tergila-gila terhadap sepak bola.
Bagi dirinya sebagai pemain Timnas Indonesia, hal itu dianggap positif karena bisa memberi energi lebih saat bertanding.
Namun, saat membicarakan kehidupan di luar lapangan, Ragnar Oratmangoen menjelaskan bahwa situasinya lebih tenang di Belgia dan Belanda.
Bukan tanpa sebab, Ragnar dan para pemain keturunan Indonesia berstatus bak bintang saat berada di Tanah Air. Hal itu membuat mereka tidak bisa leluasa saat menjalani keseharian di luar lapangan.
“Saya ingin keluar dari Belanda dan musim panas ini saya menemukan klub hebat di FCV Dender EH di Belgia," kata Ragnar Oratmangoen dikutip dari Omroebrabant.
"Sama seperti di klub-klub saya sebelumnya, saya tidak menonjol saat berada di luar [lapangan]."
"Di Indonesia, mereka menggendong Anda di tangan mereka. Meskipun saya juga ingin kembali ke Belgia atau Belanda agar tidak ada yang mengenali saya dan bisa melakukan hal-hal sendiri dengan tenang," tambahnya.
Baca Juga: Ragnar Oratmangoen ke Media Belanda: Mimpi ke Piala Dunia itu...
Sejak dinaturalisasi tahun ini, Ragnar Oratmangoen menjelma sebagai bintang di Timnas Indonesia.
Berposisi sebagai penyerang, pemain berusia 26 tahun itu telah mengemas dua gol dari sembilan pertandingan bersama skuad Garuda.
Gol pertamanya dicetak dalam laga debut ketika Timnas Indonesia bertandang ke markas Vietnam dalam lanjutan putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada 26 Maret lalu.
Selain gol, Ragnar juga telah mengemas dua assist yang keduanya dia catatkan saat Garuda imbang 1-1 dengan Arab Saudi dan menang 2-0 menghadapi tim yang sama pada 19 November lalu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta.
