"Lalu Frank menelepon. Saya bilang tinta di kontrak saya bahkan belum kering," kata Klok.
Frank van Eijs yang juga agen dari Wiljan Pluim kemudian mengimingi-imingi Klok jika ia main di Indonesia, ia akan jadi superstar Asia.
"Apakah Anda akan terus bermain di pinggiran Inggris atau Skotlandia dan ganti klub tiap enam bulan atau Anda akan menjadi superstar di Asia?" kata Klok menirukan kata-kata Eijs.

"Lalu saya melihat ada pemain Belanda di sana dan pelatih di sana, Robert Alberts juga orang Belanda. Saya menjadi semakin bersemangat tetapi ada satu masalah," lanjut Klok.
Klok kemudian mengatakan bahwa ia berpikir bagaimana caranya untuk menjadi pemain bebas transfer. Ia kemudian merencakan sesuatu dan bertemu dengan pelatih Dundee.
"Saya bertemu manajer dan mengatakan kepadanya bahwa saya ingin pensiun. Aku kangen keluargaku, aku rindu kampung halaman. Lalu saya ke Amsterdam, kontrak saya (di Dundee) belum berakhir. Ketika di Amsterdam saya mengemasi tas berisi barang-barang. Lalu kehidupan yang indah dimulai," jelas Klok.
Marc Klok pun terbang dengan tiket sekali jalan ke Makassar. "Sejak saya turun dari pesawat, saya langung terhubung dengan negara dan orang-orangnya," ucap Marc Klok.
"Saya disambut bak pemain bintang, mereka memperlakukan saya seperti itu. Saya diberi sopir pribadi, pengaawl dan vila di pantai yang berisi tujuh kamar," ucap pemain Persib itu.
Baca Juga: Pasca Kim Jong-jin Blak-blakan, Giliran Asisten STY Lainnya Buka Suara