Emil Audero Yakin Geser Maarten Paes di Timnas Indonesia 3 Bulan Lagi

Suara.com - Emil Audero, tengah bersiap mencatatkan penampilan perdananya bersama Timnas Indonesia saat melawan China. Pemain yang memiliki darah keturunan Mataram ini telah resmi menyandang status Warga Negara Indonesia (WNI) sejak beberapa waktu lalu, dan kini masuk dalam daftar pemain yang dipanggil untuk memperkuat skuad Garuda.

Meski telah bergabung dengan Timnas Indonesia, Audero belum mendapatkan kesempatan tampil dalam dua laga uji coba sebelumnya, yaitu saat Timnas Indonesia menghadapi Australia dan Bahrain.

Pada dua pertandingan tersebut, posisi penjaga gawang utama masih dipercayakan kepada Maarten Paes yang tampil cukup solid di bawah mistar.

Namun situasi kini berubah. Emil Audero kemungkinan besar akan menjadi starter dalam laga penting kontra Timnas China pada bulan Juni 2025.

Hal ini terjadi setelah Maarten Paes dipastikan tidak bisa memperkuat tim karena akumulasi kartu kuning. Kartu kuning kedua yang diterima Paes terjadi pada menit ke-72 saat Indonesia melawan Bahrain, dalam laga yang digelar Selasa, 25 Maret 2025

"Saya tidak bermain pada panggilan pertama," ujar Emil Audero dilansir dari Tutto Mercatto Web.

"Tetapi saya sudah tahu bahwa saya akan bermain pada tanggal 5 Juni lawan China karena penjaga gawang lainnya sedang diskors."

Absennya Maarten Paes otomatis membuka peluang besar bagi Emil Audero untuk menjalani debut bersama tim Merah Putih.

Laga melawan China akan berlangsung pada 5 Juni 2025 dan dijadwalkan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, yang menjadi kandang kebanggaan para pencinta sepak bola tanah air.

Baca Juga: Venezia Jual Jay Idzes ke Inter Milan Rp 181,3 Miliar, Kalau Sepakat

Emil Audero sendiri menyambut positif peluang tersebut. Dalam pernyataannya, ia menyebut telah mengetahui sejak awal bahwa dirinya akan mendapatkan menit bermain pada pertandingan bulan Juni.

Ia menganggap momen ini sebagai pengalaman yang luar biasa, terlebih bisa membela negara leluhurnya di ajang internasional.

Proses naturalisasi Emil Audero tak lepas dari peran aktif Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI. Ia diyakinkan secara emosional oleh Thohir untuk bergabung dan memperkuat proyek jangka panjang sepak bola Indonesia.

Audero, yang sebelumnya memperkuat tim nasional Italia di level usia muda, akhirnya menerima ajakan tersebut karena alasan profesional sekaligus ikatan darah dengan Indonesia.

Kiper kelahiran Indonesia tersebut belum pernah memperkuat tim senior Italia, meskipun memiliki karier yang cukup baik di Eropa. Saat ini, ia menjadi salah satu pilar utama Palermo di Serie B Italia dan memiliki pengalaman bermain di level tertinggi bersama klub seperti Sampdoria dan Juventus.

Bagi PSSI, kehadiran Audero adalah bagian dari strategi meningkatkan kualitas tim nasional dengan merekrut pemain diaspora yang memiliki potensi besar dan keinginan kuat untuk membela Merah Putih.

Strategi ini juga diharapkan bisa meningkatkan peluang Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Laga melawan China akan menjadi ujian penting bagi skuad Garuda. Selain menjadi ajang pembuktian Emil Audero sebagai kiper utama, pertandingan ini juga menjadi momentum untuk menunjukkan perkembangan signifikan timnas.

Indonesia kini tengah membangun generasi baru pemain yang kuat, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Nama-nama seperti Maarten Paes, Sandy Walsh, Thom Haye, hingga Rafael Struick telah menjadi bagian penting dari tim yang disiapkan untuk menghadapi kompetisi tingkat Asia maupun dunia.

Jika Emil Audero mampu tampil impresif saat melawan China, bukan tidak mungkin dirinya akan menjadi pilihan utama jangka panjang Timnas Indonesia.

Para pendukung pun berharap bahwa kehadiran Audero akan memberikan stabilitas dan ketenangan di sektor penjaga gawang, yang selama ini menjadi perhatian utama.

Dengan absennya Maarten Paes, pertandingan melawan China bukan hanya tentang hasil akhir, tetapi juga soal membangun fondasi jangka panjang yang kokoh di bawah mistar. Emil Audero punya semua modal untuk menjawab kepercayaan tersebut—pengalaman, teknik, dan tentu saja, semangat membela tanah kelahiran ayahnya.