Miliano Jonathans mengaku ada satu momen dalam hidupnya, rumah bagai neraka baginya. Momen pahit itu terjadi saat ia berusia 16 tahun.
Saat itu, Miliano bertanding dan ada pemandu bakat dari tim nasional Belanda yang juga ikut menonton.
Sayangnya, Miliano saat itu bermain buruk. Apa yang terjadi kemudian?
"Saat saya tiba di rumah, semuanya kacau. Saya benar-benar menjerit. Dia benar-benar marah kepada saya dan saya rasa dia tidak berbicara kepada saya selama dua minggu. Itu bukan saat-saat yang menyenangkan," kenang Miliano.
Masih dari sumber yang sama, Miliano mengatakan bahwa ia belum bisa mengambil keputusan soal apakah mau membela Timnas Indonesia atau tidak.
"Saya sedang mendiskusikan tawaran itu kepada keluarga saya. Keluarga juga harus mendukung jika saya mengambil keputusan,"
"Sepak bola sangat hidup di Indonesia dan saya tentu melihatnya sebagai peluang yang luar biasa," kata Miliano.
Dennis Jonathans Masuk Islam
Ayah pemain keturunan Indonesia, Dennis Jonathans resmi menjadi mualaf di Jakarta. Ayah dari calon pemain naturalisasi, Miliano Jonathans itu mengucapkan dua kalimat syahadat di bulan Ramadan tahun ini.
Baca Juga: Siap Sumpah WNI, Calon Penyerang Timnas Indonesia Bawa FC Volendam Promosi ke Eredivisie
Informasi mualafnya ayah pemain keturunan Indonesia itu disampaikan oleh tenaga ahli Menpora, Hamdan Hamedan di akun Instagram miliknnya.
"Alhamdulillah. Di bulan terbaik-bulan Ramadan yang penuh kebaikan-kita menyambut saudara baru dalam Islam: Bapak Dennis Jonathans," tulis Hamdan.
"Ya, sepakbola dan diaspora memang mempertemukan langkah kita. Namun, iman dan Islam-lah yang akhirnya menyatukan hati kita-selamanya."

Ucapan dua kalimat syahadat sebagai penandan seseorang masuk agama Islam dilantangkan Dennis di International Muallaf Center, Masjid Agung Sunda Kelapa, Rabu (26/3/2025).
Menurut Hamdan, proses pembacaan dua kalimat syahadat yang diucapkan oleh ayah Miliano Jonathans itu juga disaksikan oleh Fardy Bachdim.
"10 hari terakhir Ramadan menjadi saksi bahwa hidayah selalu datang tepat waktu-tak lebih cepat, tak lebih lambat. Ia senantiasa tepat menyapa hati yang tulus, dengan cara-Nya yang paling indah dan misterius," lanjut keterangan Hamdan.