Suara.com - Nova Arianto telah membuat sejarah bersama Timnas Indonesia U-17, publik pun bertanya-tanya berapa gaji yang dibayarkan PSSI kepadanya.
Tangan dingin Nova Arianto sukses membawa Timnas Indonesia U-17 menorehkan prestasi luar biasa.
Timnas Indonesia U-17 lolos babak perempat final Piala Asia U-17, dan untuk pertama kalinya lolos Piala Dunia U-17.
Lewat jalur kualifikasi, di tahun 2023 lalu, skuad muda Garuda bisa tampil di Piala Dunia U-17.
Akan tetapi, saat itu Indonesia menggunakan keistimewaan dengan status sebagai tuan rumah kompetisi.
Puja-puji untuk Nova Arianto pun menggema, dan yang paling menarik, rasa penasaran soal gajinya.
Sebenarnya berapa nominal yang bisa diraup Nova Arianto sebagai pelatih Timnas Indonesia U-17?
Tak ada informasi yang pasti, hanya kabar yang beredar menyebutkan Nova meraup sekitar Rp150 juta hingga Rp200 juta per bulan.
Angka itu belum termasuk berbagai fasilitas yang disediakan oleh federasi dan tidak diungkap ke publik.
Baca Juga: Isyarat Nova Arianto Enggan Gantikan Gerald Vanenburg Pimpin Timnas Indonesia di SEA Games
Angka tersebut masih di bawah gaji yang diterima Alex Pastoor selaku asisten pelatih Timnas Indonesia saat ini.
Pastoor dikabarkan mendapat upah 300 ribu euro per tahun atau sekitar Rp5 miliar.
Sementara itu, Shin Tae-yong mendapatkan gaji Rp1,9 miliar per bulan selama menukangi Timnas Indonesia.
Perbedaan angka gaji yang didapat tentu sangat wajar karena berdasarkan pengalaman dan kredibilitas pelatih.
Bisa jadi jika Nova Arianto mampu membawa Timnas Indonesia U-17 menorehkan prestasi tinggi, gajinya akan bertambah.
Meski tidak ada yang menjamin tentang itu, termasuk ketika Nova Arianto nantinya bisa membawa Indonesia meraih gelar juara.
Potensi Kenaikan Gaji Nova Arianto
Gaji seorang pelatih tim nasional tidak hanya bergantung pada pengalaman dan lisensi kepelatihan, tetapi juga pada hasil nyata yang mampu diberikan kepada tim yang dibesutnya.
Dalam kasus Nova Arianto, kiprahnya bersama Timnas Indonesia U-17 sejauh ini memberikan sinyal positif bagi masa depan sepak bola Indonesia.
Meloloskan skuad muda Garuda ke Piala Dunia U-17 melalui jalur kualifikasi merupakan pencapaian yang patut diapresiasi. Apalagi, sebelumnya Indonesia hanya bisa tampil di ajang tersebut karena menjadi tuan rumah.
Artinya, kali ini murni karena kerja keras tim asuhan Nova di lapangan.
Jika tren positif ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin PSSI akan mempertimbangkan untuk menaikkan nilai kontraknya. Hal ini juga menjadi bentuk apresiasi atas dedikasinya dalam membina pemain muda, yang suatu saat akan menjadi tulang punggung Timnas senior.
Dibandingkan dengan Pelatih Lain
Meskipun angka Rp150 juta hingga Rp200 juta per bulan masih belum bisa dipastikan kebenarannya, patokan ini menunjukkan bahwa PSSI telah mulai memberikan perhatian lebih kepada pelatih lokal.
Namun, angka tersebut tetap berada di bawah pelatih Shin Tae-yong dulu yang diketahui mengantongi gaji sekitar Rp1,9 miliar per bulan secara resmi, plus sejumlah bonus dan fasilitas.
Perbedaan ini tentu sangat wajar, mengingat Shin memiliki pengalaman panjang di level internasional, termasuk membawa Korea Selatan tampil di Piala Dunia. Sementara itu, Nova Arianto masih tergolong sebagai pelatih muda dengan potensi besar di masa depan.
Sebagai pembanding, asisten pelatih seperti Alex Pastoor pun menerima bayaran yang cukup besar, yakni sekitar 300 ribu euro per tahun atau setara dengan Rp5 miliar. Ini menunjukkan bahwa struktur gaji di Timnas memang sudah disesuaikan dengan standar profesional internasional.
Fasilitas di Luar Gaji
Selain gaji pokok, pelatih Timnas Indonesia juga mendapatkan sejumlah fasilitas tambahan dari federasi. Mulai dari tempat tinggal, kendaraan dinas, hingga tunjangan untuk perjalanan dinas dan kompetisi luar negeri.
Semua ini menjadi bagian dari upaya federasi dalam menjaga kenyamanan para pelatih agar bisa fokus sepenuhnya pada tugas mereka.
Meski detail fasilitas ini tak pernah diumumkan secara resmi ke publik, bisa dipastikan bahwa PSSI memberikan dukungan logistik yang memadai, terutama bagi pelatih yang tengah membina generasi muda.
Kontributor: Eko