![Pemain keturunan Timnas Indonesia, Kevin Diks, menjelaskan insiden kegagalan penalti yang dia alami di laga kontra Australia, sebelum bangkit dan tampil ciamik lawan Bahrain. [Dok. IG FC Copenhagen]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/08/25196-kevin-diks.jpg)
Zhang dan Diks sempat bermain bersama selama sekitar satu setengah musim, tepatnya dari musim 2015/2016 hingga awal 2017.
Keduanya tampil bersama sebanyak sembilan kali di berbagai ajang. Hubungan baik mereka terjalin selama masa itu, meski harus berpisah saat Zhang hengkang dari Vitesse pada musim panas 2017.
Menariknya, ketika kabar naturalisasi Kevin Diks mencuat pada Oktober 2024, Zhang sempat menanggapi dengan nada nostalgia. Ia mengenang Diks sebagai mantan rekan setimnya dan mengakui bahwa keduanya cukup akrab di masa lalu.
Namun nostalgia tersebut kini berubah menjadi rivalitas, karena keduanya akan membela negara masing-masing dalam laga hidup dan mati di kualifikasi Piala Dunia.
Laga Timnas Indonesia kontra China memang dipandang sebagai momen emas untuk mengamankan poin penuh, mengingat performa China di grup C tergolong kurang meyakinkan.
Tim berjuluk Tim Naga itu berada di posisi juru kunci, sementara Indonesia berada di atas angin, namun belum sepenuhnya aman.
Meski begitu, kehadiran Zhang Yuning di lini depan China menjadi variabel yang bisa membuyarkan harapan Garuda. Kepercayaan dirinya tinggi setelah berhasil mencetak gol di pertemuan sebelumnya.
Selain itu, chemistry yang dulu terbangun dengan Kevin Diks di lapangan bisa menjadi modal bagi Zhang untuk membaca gaya bermain lawannya dengan lebih baik.
“Kevin Diks, yang baru saja dinaturalisasi, adalah mantan rekan setim saya, tetapi dia belum datang. Penjaga gawang (Maarten) Paes adalah lawan saya sebelumnya dan saya mengenalnya,” kata Zhang Yuning, dikutip dari Sohu.
Baca Juga: Pengamat Belanda: Thom Haye Melakukan Hal Bodoh
Dari sisi lain, pelatih Shin Tae-yong tentu menyadari pentingnya menjaga lini belakang agar tak kecolongan oleh pergerakan Zhang.