Suara.com - Penggawa Timnas Indonesia, Eliano Reijnders, mengungkapkan bahwa mimpinya dengan sang kakak, Tijjani Reijnders, saat masih kecil, kini menjadi kenyataan. Apa mimpi dua Reijnders bersaudara itu?
Tijjani dan Eliano merupakan dua pesepak bola bersaudara yang memiliki karier cemerlang di sepak bola, baik di level klub maupun di level internasional.
Kedua kakak beradik itu sama-sama bermain di klub kasta teratas di Eropa, sedangkan di level internasional, keduanya menempuh jalan berbeda dengan membela Belanda dan Timnas Indonesia.

Jika berbicara soal karier keduanya saat ini, Tijjani punya kiprah lebih mentereng karena tercatat bermain untuk tim papan atas Italia, AC Milan.
Sementara Eliano seakan masih menapaki kariernya di sepak bola Eropa dan saat ini bermain di salah satu klub Eredivisie, PEC Zwolle.
Meski kariernya masih ‘kalah mentereng’ bila dibandingkan dengan sang kakak, Eliano tampak tak berkecil hati. Pemain berusia 24 tahun ini justru merasa mimpinya dan kakak sudah menjadi kenyataan.
Lahir dari ayah yang berstatus mantan pesepak bola, baik Tijjani dan Eliano ternyata punya mimpi bisa mengikuti jejak sang ayah dengan berkiprah di level teratas.
Tak hanya bermain di level teratas, Tijjani dan Eliano Reijnders juga punya mimpi bisa bermain di sebuah stadion besar dengan puluhan ribu penonton.

Tijjani merasakan penampilan di hadapan puluhan ribu penonton saat membela AC Milan, terutama saat bermain di San Siro yang memiliki kapasitas 75 ribu kursi.
Baca Juga: China Maju Jadi Tuan Rumah Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Sementara Eliano mewujudkan mimpinya bermain di stadion besar dan penuh sesak dengan penonton bersama Timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) dengan kapasitas 78 ribu kursi.
“Itu benar-benar impian seorang anak laki-laki yang kami bicarakan saat kami masih kecil, Tijjani dan saya,” buka Eliano, dikutip dari Sportnieuws, dikutip Rabu (30/4/2025).
“Rasanya fantastis bahwa mimpi kami sekarang menjadi kenyataan dan bahwa kami bisa bermain di stadion besar seperti itu,” tambahnya.
Meski mimpi keduanya menjadi kenyataan, sang ayah, Martin Reijnders, justru selalu mengingatkan kedua putranya itu untuk tetap rendah hati dan tak berlagak seperti seorang bintang.
Bahkan sang ayah turut gembira dan bangga dengan pencapaian Tijjani dan Eliano saat ini, yang bisa dikatakan mampu melampaui kariernya saat masih aktif bermain.
“Itu (senyum Tijjani dan Eliano) tandanya mereka menikmati diri mereka sendiri dan itu membuat saya bangga,” kata Martin Reijnders, dikutip dari sumber yang sama.
“Mereka sama sekali tidak memiliki perilaku seperti bintang, karena jika punya, mereka akan mendapat tamparan di telinga (dijewer),” pungkas Martin Reijnders.
Profil Eliano Reijnders
Lahir di Finlandia pada 23 Oktober 2000, Eliano memiliki darah Indonesia dari sang ibu yang berasal dari Maluku. Meski begitu, karier sepak bolanya dibangun di Belanda. Ia merupakan produk akademi PEC Zwolle dan telah menembus tim utama sejak tahun 2018. Sempat dipinjamkan ke Jong Utrecht, Eliano kembali ke Zwolle dan menjadi salah satu pemain kunci di lini tengah.
Dikenal sebagai pemain yang serba bisa, Eliano mampu bermain di berbagai posisi, mulai dari gelandang bertahan, gelandang serang, hingga pemain sayap. Kelebihan utamanya terletak pada visi bermain yang baik, kemampuan teknik mumpuni, serta kecepatan dalam melakukan transisi.
Debutnya bersama Timnas Indonesia terjadi pada Oktober 2024 dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Bahrain. Kehadirannya diyakini akan menambah opsi dan kekuatan di lini tengah Garuda, memberikan warna baru dalam permainan menyerang maupun bertahan. Dengan semangat membela tanah leluhur, Eliano Reijnders siap memberikan yang terbaik untuk Merah Putih di kancah internasional.
(Felix Indra Jaya)