Padahal Erick Thohir dan Gianni Infantino Akrab, Sudah Berapa Kali Indonesia Disanksi FIFA?

Irwan Febri Suara.Com
Senin, 12 Mei 2025 | 19:11 WIB
Padahal Erick Thohir dan Gianni Infantino Akrab, Sudah Berapa Kali Indonesia Disanksi FIFA?
Gianni Infantino, nahkoda tertinggi FIFA, tak henti-hentinya memuji sepak bola Indonesia. (instagram Gianni Infantino)

Suara.com - Kabar kurang menyenangkan kembali datang untuk dunia sepak bola nasional. Tim nasional Indonesia kembali harus menerima kenyataan pahit setelah FIFA secara resmi menjatuhkan sanksi terhadap Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI).

Kali ini, sanksi yang dijatuhkan oleh FIFA terbilang lebih berat dibanding sebelumnya, dan menyasar langsung kepada organisasi induk sepak bola tanah air.

Sanksi ini muncul setelah pertandingan antara Timnas Indonesia dan Bahrain dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Dalam rilis resminya, FIFA mengumumkan bahwa PSSI dikenai dua bentuk sanksi sekaligus.

Pertama, denda sebesar 25.000 Swiss Franc atau setara kurang lebih Rp400 juta. Kedua, pengurangan kapasitas penonton stadion sebesar 15 persen untuk laga kandang selanjutnya.

Pengurangan kapasitas ini tentu berpotensi memberikan dampak besar, terutama bagi atmosfer pertandingan dan dukungan moral bagi para pemain timnas.

Laga terdekat yang kemungkinan besar akan terkena imbas dari sanksi ini adalah saat Timnas Indonesia menjamu China pada 5 Juni mendatang.

Kehilangan dukungan langsung dari 15 persen penonton bisa menjadi kerugian yang tidak kecil, mengingat pentingnya pertandingan tersebut dalam konteks kualifikasi.

Namun demikian, PSSI menjelaskan bahwa mereka diberi opsi alternatif oleh FIFA. Opsi tersebut adalah agar 15 persen kapasitas yang dikurangi itu dapat dialokasikan kepada komunitas khusus.

Selain itu, PSSI juga diwajibkan untuk memasang spanduk bertema anti-diskriminasi dalam pertandingan melawan China, sebagai bentuk kampanye positif atas nilai-nilai sportivitas dan inklusivitas dalam sepak bola.

Baca Juga: Gasak Bahrain, Daya Juang Timnas Futsal Putri Indonesia Patut Diapresiasi!

Sanksi ini dijatuhkan sebagai akibat dari tindakan diskriminatif yang dilakukan oleh sejumlah oknum suporter timnas Indonesia saat pertandingan melawan Bahrain.

Aksi yang dianggap tidak mencerminkan semangat fair play dan menghormati lawan itu dianggap mencoreng nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh FIFA.

Yang membuat situasi ini semakin ironis adalah hubungan baik yang selama ini dikenal antara Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino.

Gianni Infantino, nahkoda tertinggi FIFA, tak henti-hentinya memuji sepak bola Indonesia. (instagram Gianni Infantino)
Gianni Infantino, nahkoda tertinggi FIFA, tak henti-hentinya memuji sepak bola Indonesia. (instagram Gianni Infantino)

Keduanya bahkan diketahui memiliki kedekatan personal yang cukup kuat. Namun, tampaknya kedekatan tersebut tidak cukup untuk menghindarkan PSSI dari konsekuensi disipliner yang tegas dari otoritas sepak bola dunia tersebut.

Pertanyaannya pun kembali muncul di kalangan publik, mengapa Timnas Indonesia begitu sering mendapatkan sanksi dari FIFA, khususnya selama gelaran Kualifikasi Piala Dunia 2026 ini?

Faktanya, dua hukuman yang dijatuhkan baru-baru ini bukanlah yang pertama bagi PSSI.

Sebelumnya, pada November 2024, FIFA juga menjatuhkan empat sanksi kepada Indonesia karena pelanggaran yang terjadi dalam tiga pertandingan, yaitu saat melawan Australia, Bahrain, dan China.

Pelanggaran pertama terjadi saat Indonesia menghadapi Australia pada 10 September 2024. Timnas Indonesia terlambat memulai pertandingan, yang membuat FIFA memberikan peringatan keras.

Hal serupa terjadi kembali dalam pertandingan melawan China pada 10 Oktober 2024. Keterlambatan memulai kick-off dalam dua laga tersebut menyebabkan PSSI didenda sebesar Rp178 juta.

Sanksi ketiga dijatuhkan kepada manajer Timnas Indonesia, Sumardji, yang menerima kartu merah karena tindakannya dalam pertandingan melawan Bahrain. Akibatnya, ia dijatuhi denda sebesar Rp89 juta dan larangan mendampingi tim dalam satu laga berikutnya.

Tak berhenti di situ, pelanggaran keempat datang dari staf kepelatihan. Asisten pelatih Kim Jong-jin dianggap melakukan tindakan tidak sportif selama pertandingan melawan Bahrain.

FIFA memberikan hukuman tegas berupa larangan mendampingi tim dalam empat pertandingan, serta tambahan denda untuk PSSI sebesar Rp89 juta.

Jika ditotal, sepanjang Kualifikasi Piala Dunia 2026 saja, PSSI telah menerima serangkaian sanksi dengan akumulasi denda yang signifikan dan larangan-larangan kehadiran di lapangan yang tentunya merugikan dari sisi teknis.

Lebih jauh lagi, ini bukan pertama kalinya PSSI berurusan dengan FIFA. Dalam sejarah panjang sepak bola Indonesia, beberapa insiden besar lainnya juga pernah mencoreng nama baik PSSI di mata dunia.

Misalnya, pada tahun 2023, Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 akibat faktor non-teknis, yang juga membuat FIFA kecewa dan mencoret status tuan rumah Indonesia secara sepihak.

Tak hanya itu, jauh sebelumnya, pada tahun 1958, Indonesia juga dicoret dari Kualifikasi Piala Dunia karena menolak bertanding melawan Israel, sebuah keputusan yang dilatarbelakangi oleh alasan politis.

Dan tentu saja, masih segar dalam ingatan publik soal pembekuan PSSI oleh FIFA pada 30 Mei 2015 akibat konflik internal antara PSSI dan pemerintah Indonesia yang dianggap mencampuri urusan federasi.

Rentetan sanksi dan persoalan ini menjadi pengingat penting bahwa untuk membangun sepak bola nasional yang lebih profesional dan berintegritas, pembenahan internal di tubuh PSSI harus dilakukan secara serius.

Disiplin, etika suporter, manajemen pertandingan, hingga kepatuhan terhadap regulasi internasional harus menjadi fokus utama agar Timnas Indonesia tidak terus-menerus menjadi sasaran sanksi FIFA.

Kontributor: Eko

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI