Suara.com - Persija Jakarta masih memiliki suatu hal yang bisa dibanggakan setelah bapuk di Liga 1 2024/2025 yaitu catatan mentereng tampil di Jakarta International Stadium (JIS).
Saat tampil di JIS, tim kesayangan Jakmania itu selalu tampil mentereng alias tidak pernah kalah dari tim manapun di Liga 1 musim ini.
Terbaru, tim berjuluk macan Kemayoran sukses menghabisi Bali United dengan skor tiga gol tanpa balas lewat angka yang dicetak brace Gustavo Almeida dan Witan Sulaeman.
![Persija Jakarta mengalahkan tamunya, Bali United, dengan 3-0 pada pertandingan di Jakarta International Stadium (JIS) pada Sabtu (10/5/2025). [Instagram @persija]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/10/56591-persija-jakarta.jpg)
Hasil gemilang itu merangkai rentetan momen membahagiakan selama Rizky Ridho dan kawan-kawan berjuang di JIS. Di musim ini, Persija total sudah lima kali main di salah satu venue megah di Indonesia tersebut.
Dimulai dengan kemenangan 3-0 atas PS Barito Putera, 2-1 atas Persis Solo, 3-1 atas PSS Sleman, 2-0 atas Persita, dan terakhir 3-0 atas Bali United.
Artinya JIS memiliki win rate 100 persen, angka yang fantastis buat Persija Jakarta.
Pelatih caretaker Persija, Ricky Nelson mengungkapkan pandangannya terkait tuah JIS untuk tim besutannya itu sangatlah bagus.
“JIS ini bagi saya enak sekali, suara penonton jika lawan sedang corner kick bisa benar-benar mengganggu konsentrasi mereka," kata Ricky.

"Kami pun merasa dekat dengan suporter, jadi aya pikir itu membuat anak-anak seperti ada ekstra tenaga untuk berjuang 90 menit,” ia menambahkan pascalaga vs Bali United.
Baca Juga: Selamat Tinggal Pelatih Persebaya Paul Munster, Dapat Hukuman Berat Kemarin
Ricky Nelson membandingkan JIS dengan venue-venue lainnya yang pernah dipakai Persija musim ini sebagai kandang.
Sebut saja Patriot Candrabhaga (Bekasi), Pakansari (Kabupaten Bogor), dan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK-Jakarta) yang jarak dengan penonton cukup jauh.
“Kalau di stadion lain jarak (tribun dan lapangan) cukup jauh, kadang anak-anak merasa ini bukan Jakarta. Hal itu sangat berpengaruh."
"Saya bilang ke Manajemen kalau Persija mau berprestasi tahun depan, ini harus benar-benar jadi kandang kami,” sambung mantan juru formasi Persipura Jayapura tersebut.
Markas Persija yang tidak menentu membuat mereka tampil anging-anginan di Liga 1. Buktinya, mereka kini tercecer di papan tengah klasemen kompetisi.
Saat ini Macan Kemayoran ada di posisi enam dengan perolehan 50 poin dari 32 laga, padahal sempat bersaing di papan atas dalam hal perebutan gelar juara.
Manajemen Persija menargetkan timnya finish di posisi empat besar pun sulit dicapai oleh Rizky Ridho dan kawan-kawan, karena harus bergantung dari hasil pertandingan tim lain.
Persija masih menyisakan satu laga kandang lagi di musim ini, yakni vs Malut United FC pada pekan ke-34 alias laga pamungkas Liga 1 musim ini.
JIS kemungkinan akan tetap menjadi arena tanding untuk laga yang berlangsung pada 24 Mei tersebut.
Sebelum itu, Persija terlebih dahulu akan bertandang ke markas PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo pada 17 Mei mendatang.
Dua laga tersisa ini akan menjadi penentu akhir musim bagi Persija, sekaligus momen penting untuk mempertegas dominasi mereka di JIS.
Jika berhasil menutup musim dengan kemenangan atas Malut United, Persija akan menorehkan rekor sempurna di JIS dengan enam kemenangan dari enam laga kandang.
Dengan segala keterbatasan musim ini, catatan gemilang di JIS menjadi satu dari sedikit hal positif yang bisa dibawa Persija ke musim depan.
Jika konsistensi di JIS bisa diterjemahkan ke performa luar kandang, bukan tidak mungkin Macan Kemayoran kembali menjadi kandidat serius juara Liga 1.
Kini, perhatian tertuju pada dua laga terakhir yang akan menjadi penentu: mampukah Persija mempertahankan rekor sempurna di JIS dan menutup musim dengan kepala tegak? Jawabannya akan segera terungkap dalam dua pekan ke depan.