3 Sisi Negatif Jika BRI Liga 1 Gunakan 11 Pemain Asing untuk Musim 2025/2026

Irwan Febri Suara.Com
Jum'at, 16 Mei 2025 | 16:23 WIB
3 Sisi Negatif Jika BRI Liga 1 Gunakan 11 Pemain Asing untuk Musim 2025/2026
Pesepak bola Persik Kediri Fransisco Pereira (kedua kanan) menarik baju pesepak bola Persib Bandung David Da Silva (kanan) saat pertandingan BRI Liga 1 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jawa Barat, Rabu (5/3/2025). Persib Bandung menang atas Persik Kediri dengan skor 4-1. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/agr
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wacana yang diajukan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk menambah kuota penggunaan pemain asing menjadi 11 slot pada kompetisi BRI Liga 1 musim 2025/2026 bisa menimbulkan sejumlah efek negatif.

Rencana ini disampaikan oleh Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulu, dalam konferensi pers. Dia mengatakan, Liga 1 musim depan bakal menambah jumlah penggunaan kuota pemain asing. Dari 11 yang bisa didaftarkan, delapan nama bisa tampil sekaligus.

"Kalau musim depan, yang didaftarkan 11 yang dimainkan 8. Tapi tergantung PSSI yang memutuskan. Kemudian untuk musim 2026/2027, sebelas-sebelasnya bisa main. Kalau feeling saya rasanya belum dipenuhi. Tapi apakah 8 didaftarkan dan 8-nya boleh main, saya belum punya feeling sampai ke sana," ujar Ferry, Kamis (15/5/2025).

Salah satu keputusan RUPS PT Liga Indonesia Baru adalah ketentuan 8 pemain asing dalam klub. (suara.com)
Salah satu keputusan RUPS PT Liga Indonesia Baru adalah ketentuan 8 pemain asing dalam klub. (suara.com)

Lantas, apa saja dampak yang bisa timbul dari kebijakan ini? Berikut Suara.com menyajikan sederet efek negatif apabila kompetisi Liga 1 benar-benar menggunakan 11 pemain asing pada musim depan?

1. Menghambat Pemain Lokal

Efek penggunaan 11 pemain asing pada Liga 1 musim 2025/2026 tentu bakal sangat dirasakan oleh para pemain lokal di Indonesia. Sebab, dengan kebijakan ini, mereka bisa kehilangan kesempatan bermain.

Pasalnya, klub-klub akan lebih menggunakan pemain asing karena kualitasnya dianggap lebih mumpuni ketimbang amunisi lokal. Situasi semacam ini bisa membuat para pemain lokal tersingkir dari persaingan.

Efeknya bisa merembet ke mana-mana. Para pemain lokal bakal mengalami penurunan performa, hingga klub akan kehilangan fokus untuk menjalankan investasi jangka panjang dalam pembinaan pemain usia dini.

2. Kesenjangan Kekuatan Finansial

Baca Juga: Bojan Hodak akan Rotasi dan Turunkan Lapis Kedua, Persib Bandung Bisa Tetap Menang?

Yang perlu menjadi perhatian dari operator kompetisi maupun federasi ialah kondisi keuangan setiap kontestan tak bisa dipukul rata. Sebab, masing-masing kontestan memiliki modal yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI