Suara.com - Tiga hari jelang TC Timnas Indonesia di Bali, Mees Hilgers masih dirundung cedera. Sementara Calvin Verdonk harus ucapkan selamat tinggal ke kesempatan merumput di kompetisi Eropa.
Pertandingan semifinal playoff Eropa Liga Belanda antara FC Twente dan NEC Nijmegen menyajikan laga dramatis penuh ketegangan di Stadion De Grolsch Veste, Enschede, pada Kamis (22/5) malam waktu setempat.
Dalam laga ini, FC Twente keluar sebagai pemenang dengan skor tipis 3-2 dan memastikan langkah mereka menuju final untuk merebut satu tiket ke kompetisi UEFA Conference League.
![Calvin Verdonk Gertak Mees Hilgers Jelang Timnas Indonesia vs China. [Dok. IG Calvin Verdonk]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/21/62221-calvin-verdonk.jpg)
Kemenangan ini menjadi penegasan kekuatan mental FC Twente, yang harus bertarung dengan hanya 10 pemain sejak akhir babak pertama.
Sebaliknya, NEC Nijmegen harus menelan kekecewaan meski sempat unggul dan bermain dengan kelebihan jumlah pemain.
Salah satu sorotan utama dalam pertandingan ini adalah tampilnya Calvin Verdonk, bek kiri Timnas Indonesia, yang dipercaya sebagai kapten tim NEC dan bermain penuh selama 120 menit.
Sementara itu, FC Twente harus kehilangan Mees Hilgers, bek keturunan Indonesia lainnya, yang absen karena cedera.
FC Twente memulai pertandingan dengan agresif. Hasilnya, di menit ke-16 Michal Sadilek berhasil mencetak gol pembuka untuk tuan rumah, membuat atmosfer di stadion semakin bergelora.

Namun, petaka datang menjelang akhir babak pertama ketika Alec van Hoorenbeeck menerima kartu merah langsung.
Baca Juga: Mees Hilgers Panen Kritikan: Dia Ceroboh dan Tak Mau Belajar
Meski demikian, keunggulan 1-0 tetap bertahan hingga jeda.
Memasuki babak kedua, NEC langsung memanfaatkan keunggulan jumlah pemain.
Hanya dua menit setelah restart, Kodai Sano, penyerang asal Jepang, sukses mencetak gol penyeimbang.
Tak butuh waktu lama bagi NEC untuk membalikkan keadaan.
Vito van Crooij membawa tim tamu unggul 2-1 lewat golnya pada menit ke-55.
Namun, Twente yang tampil dengan semangat juang tinggi berhasil menunjukkan karakter luar biasa. Meski bermain dengan 10 pemain, mereka tidak menyerah.
Sem Steijn, pemain terbaik klub musim ini, berhasil mencetak gol penyama pada menit ke-62. Skor 2-2 pun bertahan hingga waktu normal usai, dan pertandingan dilanjutkan ke babak tambahan.
Di babak perpanjangan waktu, FC Twente kembali menunjukkan determinasi tinggi. Tepat pada menit ke-94, Younes Taha mencetak gol penentu kemenangan.
Pemain muda berdarah Maroko ini memanfaatkan umpan tarik dari sisi kanan dan melepaskan tendangan kaki kiri ke arah sudut sempit gawang NEC.
Gol tersebut disambut meriah oleh pendukung tuan rumah dan menjadi pembeda di laga ketat ini.
NEC terus menekan di sisa waktu babak tambahan, namun solidnya pertahanan Twente berhasil menutup segala peluang.
Hingga peluit panjang berbunyi, skor 3-2 tidak berubah.
Kemenangan ini membuat FC Twente berhak melaju ke partai final playoff Eropa Liga Belanda.
Mereka akan menantang AZ Alkmaar, yang sebelumnya sukses menaklukkan SC Heerenveen dengan skor meyakinkan 4-1.
Laga final antara AZ Alkmaar vs FC Twente dijadwalkan berlangsung di Stadion AFAS, Alkmaar, pada Minggu (25/5). Pertandingan ini diprediksi akan berlangsung sengit,
mengingat kedua tim memiliki performa apik sepanjang musim dan sama-sama mengincar tiket ke kompetisi Eropa musim depan.
Sebagai informasi tambahan, playoff Eropa di Liga Belanda atau Eredivisie merupakan sistem tambahan yang mempertemukan beberapa tim papan tengah hingga atas klasemen untuk memperebutkan satu tempat di UEFA Conference League.
Format ini memberikan kesempatan kepada lebih banyak klub untuk tampil di kompetisi Eropa, meski tidak finish di posisi empat besar Eredivisie.
Twente dan AZ merupakan dua tim yang konsisten bersaing di papan atas Eredivisie dalam beberapa musim terakhir. Kedua klub dikenal memiliki lini serang tajam serta kombinasi pemain muda dan berpengalaman yang solid.
Pertarungan di final playoff nanti diprediksi tidak hanya menjadi penentu wakil Belanda di kancah Eropa, tetapi juga menjadi ajang pembuktian kekuatan generasi baru sepak bola Belanda.