Suara.com - Apa itu pemandu bakat? Jabatan yang dikabarkan akan diemban oleh legenda Ajax Amsterdam, Simon Tahamata, di Timnas Indonesia.
Simon Tahamata bergabung Timnas Indonesia dan menjadi pemandu bakat.
Simon Tahamata sendiri menerima pinangan dari PSSI untuk mengisi jabatan tersebut karena tak kunjung mendapat tawaran dari Ajax Amsterdam.
![Cerita Simon Tahamata Terlibat Skandal Match-Fixing: Titik Terendah Karier Saya [Facebook Simon Tahamata]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/23/88416-simon-tahamata.jpg)
Meski dirinya juga mendapat tawaran dari berbagai klub, pria keturunan Maluku ini lebih memilih tawaran yang datang dari Indonesia.
Disebutkan oleh Voetbal Primeur , keputusannya menerima pinangan ini karena dirinya merasa dihargai dan ingin berkontribusi terhadap ambisi Indonesia, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Karena akan bahu membahu bersama Patrick Kluivert dan PSSI, menarik untuk mengupas jabatan pemandu bakat yang diemban oleh Simon Tahamata.
Lantas, apa itu pemandu bakat? Seperti apa tugas yang akan dijalankan Simon Tahamata sebagai pemandu bakat Timnas Indonesia?
Bertugas Mencari Talenta untuk Indonesia
![Pemain Muda Indonsia Ingin Dilirik Simon Tahamata? Siapakan Tulang Kering Anda [Dok Pribadi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/22/43282-simon-tahamata.jpg)
Pemandu bakat atau Scout dalam bahasa Inggris merupakan salah satu jabatan atau bagian penting di sepak bola modern saat ini.
Baca Juga: Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
Sesuai namanya, tugas utama pemandu bakat adalah mencari bakat-bakat atau talenta di dunia sepak bola dari tingkat bawah, seperti yang dilansir dari Soccer Interaction.
Talenta-talenta yang dicari pun bukanlah talenta yang sedap dipandang mata. Pemandu bakat juga harus memahami kualitas pemain, apakah pemain itu bisa sampai level teratas atau tidak.
Tak hanya mendeteksi pemain bertalenta, pemandu bakat juga harus mengamati kinerja pemain di setiap sesi, entah itu pertandingan maupun latihan.
Sebagai contoh salah satu pemandu bakat terbaik di dunia sepak bola adalah Piet de Visser. Pria asal Belanda ini adalah sosok yang menemukan talenta-talenta hebat dari seluruh penjuru dunia.
Mantan tangan kanan Roman Abramovich di Chelsea ini menjadi sosok yang menemukan talenta top seperti Ronaldo Nazario, Ruud Van Nistelrooy, Neymar, David Luiz, hingga Kevin De Bruyne.
![Orang Dekat Simon Tahamata Bocorkan Janji Manis PSSI: Mereka Memberikan... [Tangkap layar X]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/22/96370-simon-tahamata.jpg)
Berkat pengamatannya, para pemain itu kemudian direkomendasikannya ke klub-klub top seperti PSV Eindhoven dan Chelsea, hingga akhirnya para pemain itu bisa menjadi pemain besar.
Berkaca dari kisah Piet de Visser itu, maka tugas Simon Tahamata pun sama, yakni mengidentifikasi pemain yang akan direkomendasikannya untuk Timnas Indonesia.
Tak hanya pemain keturunan di Belanda saja, Simon Tahamata juga bertugas melihat talenta dalam negeri dan juga para pemain keturunan di negara lainnya.
Tujuan utamanya adalah memberikan talenta-talenta terbaik ke PSSI untuk dimasukkan dan membawa Timnas Indonesia berprestasi di kancah internasional.
Simon Tahamata pun tampaknya tak akan kesulitan untuk mengidentifikasi talenta-talenta dalam jabatan barunya sebagai pemandu bakat Timnas Indonesia.
Pasalnya, Simon Tahamata punya kiprah apik sebagai pelatih tim muda, yakni bersama Standard Liege dan Germinal Beerschot Antwerpen di Belgia, Ajax Amsterdam di Belanda, dan Al Ahli di Arab Saudi.
Simon Tahamata, sosok berpengalaman berdarah Maluku-Belanda, diamanahi peran penting dalam proses scouting nasional.
Ia diharapkan mampu menjadi jembatan bagi pemain muda Indonesia, baik yang tumbuh di dalam negeri maupun yang memiliki darah Indonesia di luar negeri, agar bisa terpantau secara sistematis dan profesional.
Tak hanya untuk timnas senior, perannya akan menjangkau juga kelompok usia muda, berkolaborasi dengan pelatih seperti Patrick Kluivert, Gerald Vanenburg, dan Nova Arianto.
Penunjukan Tahamata tidak datang tanpa alasan kuat. Sosok kelahiran Vught, Belanda, pada 26 Mei 1956 itu sudah lama malang melintang di dunia pembinaan usia muda, terutama bersama klub-klub elit seperti Ajax Amsterdam.
Karier pelatihannya di akademi sudah dimulai sejak tahun 1996 dan berlanjut hingga dua dekade berikutnya, memperkuat kredibilitasnya dalam menemukan dan membina bakat muda sepak bola.
(Felix Indra Jaya)