Suara.com - Timnas Indonesia tengah bersiap mencetak sejarah baru di kancah sepak bola Eropa. Salah satu pemain keturunan, Kevin Diks, bukan hanya berhasil menembus kompetisi top Eropa, tetapi juga berpeluang besar menyandang ban kapten di klub raksasa Bundesliga, Borussia Monchengladbach.
Musim panas 2025 menjadi momen penting bagi Diks. Bek kanan berusia 28 tahun itu resmi bergabung dengan Gladbach setelah empat musim gemilang bersama FC Copenhagen.
Tak sekadar menambah kekuatan di lini belakang, kedatangan Kevin Diks juga langsung mengguncang hierarki internal klub asal Jerman tersebut.
![Media Jerman Soroti Liburan Kevin Diks: Ada Sentuhan Indonesia [Instagram Kevin Diks]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/24/14869-kevin-diks.jpg)
Dalam laporan eksklusif media kenamaan Jerman, Bild, nama Kevin Diks disebut sebagai salah satu kandidat kuat kapten Borussia Monchengladbach untuk musim 2025/2026.
Sebuah langkah mengejutkan, mengingat Diks berstatus sebagai pemain anyar.
Saat ini, ban kapten utama di Gladbach dipegang oleh penjaga gawang Jonas Omlin.
Namun, performanya kerap terganggu cedera—musim lalu saja ia hanya mencatatkan 12 penampilan di Bundesliga.
Alhasil, tugas kepemimpinan kerap diserahkan kepada gelandang senior Julian Weigl yang tampil dalam 23 laga di semua kompetisi sebagai kapten.
Sayangnya, menurut Bild, performa Weigl dinilai tidak konsisten di bawah arahan pelatih Gerardo Seoane.
Baca Juga: Sosok Asal Brasil Bakal Jadikan Persija Lumbung Pemain Timnas Indonesia
Hal ini membuka peluang bagi perubahan struktur kapten di musim baru.
Salah satu nama yang mencuat selain Kevin Diks adalah Rocco Reitz, pemain muda berusia 23 tahun yang tampil impresif di level klub dan juga Timnas Jerman U-21.
Reitz memang mencuri perhatian dalam gelaran Piala Eropa U-21 2025. Selain dia, nama Philipp Sander juga masuk radar.
Gelandang berusia 27 tahun ini punya pengalaman sebagai kapten di Holstein Kiel sebelum hijrah ke Gladbach.
Namun, Kevin Diks juga punya rekam jejak kepemimpinan yang solid. Di musim terakhir bersama FC Copenhagen, Diks dipercaya mengenakan ban kapten dalam tiga pertandingan penting.
Prestasi lainnya termasuk membawa timnya meraih gelar ganda: juara Liga Denmark dan Piala Denmark.
“Apakah Weigl akan menjadi kapten permainan menggantikan Omlin masih menjadi pertanyaan,” tulis Bild.
“Dengan Reitz, Tim Kleindienst, Moritz Nicolas dan Kevin Diks, Monchengladbach punya beberapa pemain dengan kualitas kepemimpinan untuk Bundesliga mendatang,” lanjut media tersebut.
Jika benar Diks dipercaya sebagai kapten utama, maka ia akan menjadi pemain Timnas Indonesia pertama yang memimpin tim di Bundesliga Jerman.
Sebelumnya, Jay Idzes sudah mencatatkan sejarah serupa di Serie B Italia, namun level Bundesliga yang lebih tinggi menjadikan langkah Diks sebagai pencapaian yang luar biasa.
Kepastian transfer Kevin Diks ke Borussia Monchengladbach sendiri diumumkan secara resmi pada Januari 2025.
Ia dikontrak hingga Juni 2030 dengan status bebas transfer. Langkah ini terbilang berani dari Gladbach, mengingat sang pemain akan berusia 33 tahun saat kontraknya berakhir.
"Borussia resmi merekrut pemain bertahan 28 tahun Kevin Diks dari klub divisi satu Denmark, FC Copenhagen untuk musim 2025/2026," tulis akun resmi Gladbach.
"Ia telah menandatangani kontrak dengan Foals hingga 30 Juni 2030," lanjut pengumuman tersebut.
Kevin Diks, yang lahir di Apeldoorn, Belanda dan berdarah Maluku, menyatakan kebahagiaannya atas kepindahan ke klub Bundesliga tersebut. Ia mengungkapkan ambisinya untuk memberi dampak positif di tim barunya.
"Saya sangat senang pindah ke Borussia. Gladbach ialah klub besar Jerman. Saya bersemangat untuk masa depan," kata Kevin Diks seperti dikutip Suara.com dari laman resmi Gladbach, Senin (27/1/2025).
Langkah Kevin Diks menjadi bukti nyata bahwa pemain keturunan Indonesia memiliki potensi besar untuk bersinar di level tertinggi sepak bola dunia.
Apabila ia benar-benar menjadi kapten Gladbach, ini akan menjadi babak baru yang membanggakan bagi sepak bola Indonesia—di mana penggawa Garuda bukan hanya hadir, tapi juga memimpin di jantung kompetisi elit Eropa.
Kontributor: Aditia Rizki