Suara.com - Kedatangan Kevin Diks dari FC Copenhagen ke Borussia Monchengladbach bukan hanya dilihat sebagai solusi defensif, tetapi juga sebagai jawaban atas kekosongan figur pemimpin di lapangan.
Untuk memahami mengapa Kevin Diks adalah pemain ideal untuk Gladbach, kita harus membedah filosofi pelatih Gerardo Seoane.
Pelatih asal Swiss ini dikenal dengan pendekatan taktis yang sangat fleksibel, gemar mengubah sistem permainan antara 4-2-3-1 dan formasi dengan tiga bek, bahkan saat pertandingan sedang berjalan.
Kunci dari sistemnya adalah pemain yang cerdas secara taktis dan serba bisa.
Musim lalu, salah satu masalah terbesar Gladbach adalah transisi dari menyerang ke bertahan. Mereka terlalu mudah kebobolan lewat serangan balik.
![Media Jerman Soroti Liburan Kevin Diks: Ada Sentuhan Indonesia [Instagram Kevin Diks]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/24/14869-kevin-diks.jpg)
Seoane membutuhkan bek yang tidak hanya kuat dalam duel satu lawan satu, tetapi juga memiliki kecerdasan untuk membaca permainan dan vokal dalam mengorganisir rekan-rekannya.
"Seorang pelatih membangun tim dari tulang punggungnya, dan bagi Seoane, tulang punggung itu dimulai dari seorang bek yang bisa memimpin," ujar seorang analis sepak bola Jerman.
Di sinilah kebutuhan Seoane bertemu dengan profil Kevin Diks. Seoane membutuhkan seorang general lapangan di lini belakang, dan dengan kapten utama, Jonas Omlin, yang rentan cedera, pintu untuk pemimpin baru terbuka sangat lebar.
Analisis Karakter dan Skill Kevin Diks: Profil Kapten Modern
Baca Juga: Punya Nama Jawa Banget, Kiper Keturunan Indonesia Ini Jadi Rekan Setim Cucu Franz Beckenbauer
Kevin Diks, di usianya yang 28 tahun, telah berevolusi menjadi bek yang komplet.
Pengalamannya bermain di berbagai liga top Eropa—Eredivisie (Vitesse), Serie A (Fiorentina), hingga Superliga Denmark (FC Copenhagen)—telah menempanya menjadi pemain yang matang secara mental dan taktis.
Versatilitas Taktis: Ini adalah atribut terkuat Diks. Ia bisa bermain sama baiknya sebagai bek kanan dalam formasi empat bek, bek sayap dalam sistem lima bek, atau sebagai bek tengah sisi kanan dalam skema tiga bek.
Kemampuannya ini seperti sebuah anugerah bagi pelatih seperti Seoane yang gemar melakukan eksperimen taktis.
Kevin Diks memberikan Seoane kebebasan untuk mengubah sistem tanpa harus melakukan pergantian pemain.
Karakter Pemimpin: Di FC Copenhagen, Diks adalah salah satu figur paling senior dan dihormati di ruang ganti.