Apalagi Nathan sudah pernah bermain di Eredivisie bersama Excelsior dan dipinjam ke Heerenveen—meskipun tidak banyak waktu bermain, ia tahu standar minimal yang dibutuhkan.
Dengan tetap di Eropa, Nathan memberi sinyal bahwa ia tidak menyerah pada impian kembali ke liga utama: tetap relevan dalam radar klub-klub profesional di benua itu.
2. Pengembangan Teknik dan Mental
Secara mental, ia tetap hidup dalam atmosfer kompetitif Eropa, yang menuntut kedisiplinan dan adaptasi cepat.
Mentalitas ini menjadi nilai tambah besar ketika Nathan tampil untuk Timnas Indonesia atau diminati kembali oleh klub lain nantinya.
Secara teknik, dengan bergabung ke Willem II, Nathan akan tetap berada di level Eropa secara konsisten.
Aspek teknis seperti positioning, reaksi terhadap situasi serangan balik, dan distribusi bola akan terus diasah.
Ini sangat berguna mengingat Nathan adalah salah satu bek alami yang menguasai kedua fase: defensif dan progresi bola.
3. Nilai Tambah dalam Jalur Karier Timnas dan Diaspora
Baca Juga: BRI Super League: Mentalitas Dewa United Makin Kuat usai Bekuk Klub Kamboja
Dengan tetap di Eropa, Nathan bisa mempertahankan statusnya sebagai bagian Timnas Indonesia, mengingat persaingan di sektor bek kiri kian ketat.
Keberadaan di lingkungan Eropa membuat Patrick Kluivert akan tetap mengamati performanya.
Jika ia tampil bagus di Willem II, nilai pasarnya bisa meningkat, dan membuka pintu kesempatan lain.
Ini juga menjadi contoh bagi pemain keturunan muda lainnya: bahwa melanjutkan karier di Eropa, meski di kasta kedua, bukan tanda kemunduran, melainkan komitmen profesional yang punya potensi kembali naik.
Kontributor: Aditia Rizki