Hari Anak: Beratnya Jadi Anak Legenda Sepak Bola

Galih Prasetyo Suara.Com
Rabu, 23 Juli 2025 | 22:22 WIB
Hari Anak: Beratnya Jadi Anak Legenda Sepak Bola
Hari Anak Nasional: Beratnya Jadi Anak Legenda Sepak Bola [Istimewa]

Suara.com - Hari Anak Nasional menjadi momen reflektif, bukan hanya untuk merayakan hak dan kebahagiaan anak-anak Indonesia, tapi juga untuk menyadari bahwa tak semua anak bisa hidup bebas tanpa beban—terutama jika mereka terlahir dari nama besar.

Berada di bawah bayang-bayang besar nama seseorang memang bukan hal mengenakkan apalagi jika kemudian Anda sebagai penerus nama besar itu malah tidak pernah dapat meneruskan jejaknya.

Cibiran dan hinaan tentu akan dialamatkan ke Anda karena hal itu.

Itulah yang dialami Ronald Domingues Lima, putra dari legenda sepak bola dunia, Ronaldo Luís Nazario de Lima, atau yang akrab dijuluki Ronaldo The Phenomenon.

Ronald, anak dari Ronaldo dan mantan pesepak bola wanita Brasil, Milene Domingues, lahir saat sang ayah membela Inter Milan.

Ronaldo Luís Nazário de Lima (tengah) rayakan golnya saat memperkuat tim nasional Brasil di Piala Dunia [AFP]
Ronaldo Luís Nazário de Lima (tengah) rayakan golnya saat memperkuat tim nasional Brasil di Piala Dunia [AFP]

Sejak kecil, ia hidup di bawah sorotan sebagai penerus bakat sang ayah yang telah dua kali menyabet Ballon d'Or dan membawa Brasil juara Piala Dunia 1994 serta 2002.

Namun, bayang-bayang besar Ronaldo justru menjadi beban berat bagi Ronald.

Sebagai anak laki-laki dari mantan pemain yang berjuluk The Phenomenon, kehidupan Ronald mendadak kelabu saat ia mulai beranjak dewasa.

Tuntutan sang ayah dan keluarga dekat membuat Ronald menjalani hidup di bawah bayang-bayang kebesar nama sang ayah.

Baca Juga: Hari Anak Nasional 2025, BRI Bentuk Karakter Anak Lewat Agroedukasi

Dengan kepala plontos dan jersey Brasil di tubuhnya, ia tampak seperti fotokopi sang ayah—setidaknya secara fisik.

Hari Anak Nasional: Beratnya Jadi Anak Legenda Sepak Bola [Istimewa]
Hari Anak Nasional: Beratnya Jadi Anak Legenda Sepak Bola [Istimewa]

Namun di lapangan, bakatnya jauh dari harapan publik yang mengira ia akan menjadi fenomena baru.

Dikutip dari dailymail.co.uk, Ronald ternyata pernah tercatat berlatih di sebuah klub Israel bernama Jewish Club of Sao Paulo.

Akademi sepakbola yang berada di Israel ini kabarnya menjanjikan Ronald akan mampu masuk ke Timnas Brasil pasalnya akademi ini memiliki kerjasama dengan klub Sao Paulo.

Menariknya, selama berlatih di sana Ronald sangat dijaga ketat oleh otoritas klub. Ia bahkan tidak diperkenankan untuk melakukan sesi tanya jawab dengan sejumlah pewarta yang berhasil mendeteksi keberadaannya.

Sebelumnya nama Ronald memang jadi buah bibir karena pada dianggap akan segera masuk ke Timnas U-18 Brasil.

Laporan media Israel, Ha'aretz pernah menyebut Ronald berada di bagian bangku pemain cadangan saat laga laga antara pemuda-pemuda Argentina dan Brasil melawan tim Jewish Club of Sao Paulo.

Ia seperti terlupakan begitu saja, orang saat ini seperti sudah melunturkan beban bahwa ia adalah anak seorang fenomena di awal abad ke-20.

Ronald tak gagal. Ia hanya memilih jalannya sendiri.

Di sejumlah akun media sosial miliknya, Ronald lebih nyaman dan suka untuk meng-upload foto-foto dirinya saat beraksi sebagai seorang DJ di klub malam.

Kaki-kakinya tak setangguh kedua kaki sang ayah justru kedua tangan Ronald yang lebih lihai dan profesional untuk memutar piringan hitam.

Hari Anak Nasional: Beratnya Jadi Anak Legenda Sepak Bola [Istimewa]
Hari Anak Nasional: Beratnya Jadi Anak Legenda Sepak Bola [Istimewa]

Ronald justru menemukan panggungnya sendiri sebagai DJ.

Ia lebih dikenal di dunia malam Brasil ketimbang di lapangan hijau.

Di akun media sosial pribadinya, Ronald rutin membagikan aksinya di balik turntable daripada di atas lapangan.

“Kamu sudah memberikan yang terbaik. Kini waktunya kamu berkembang sebagai DJ.” kata jurnalis Israel, Uri Levy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI