Ia menolak gaya pelatih Eropa yang hanya datang saat pertandingan. Ia tinggal, makan, dan berlari bersama pemainnya.

Renard bukan pelatih dengan filosofi taktis revolusioner. Ia mengandalkan pendekatan fisik, semangat, dan adaptasi.
Ia tahu bahwa pemain Afrika punya kebutuhan berbeda—bukan soal kedisiplinan Eropa, tapi tentang rasa dihargai dan dipahami.
Kini bersama Arab Saudi, Renard menghadapi tantangan besar bisa lolos ke Piala Dunia 2026 dengan mengalahkan Irak dan Timnas Indonesia.
Menggantikan Roberto Mancini, Herve Renard punya misi balas dendam. Kekalahan 0-2 dari Timnas Indonesia pada ronde ketiga tentu tak mau ia ulangi lagi.
Pertanyaannya kini, akankah sang Pangeran Afrika itu bisa membangun kerajana baru di Arab Saudi? Atau justru kembali dipermalukan anak asuh Patrick Kluivert di Riyadh?