Suara.com - Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyampaikan rasa duka mendalam atas kepergian tokoh olahraga nasional, I Gusti Kompyang IGK Manila, yang wafat di Jakarta pada Senin.
Erick menuliskan pesan perpisahan melalui akun X resminya sebagai bentuk penghormatan kepada sosok yang dianggapnya sebagai sahabat dan mentor dalam perjalanan sepak bola Indonesia.
“Saya kehilangan sahabat sekaligus mentor yang loyal dan pekerja keras. Kami pernah bekerja sama saat di Persija dan membawa juara tahun 2001,” demikian cuit Erick melalui akun X resminya.
“Beliau juga pernah berjasa saat menjadi manajer timnas Indonesia ketika juara SEA Games tahun 1991.”
“Terima kasih untuk seluruh kontribusi yang telah diberikan kepada sepak bola Indonesia, Pak Jenderal IGK Manila,” tutup cuitan itu.
Kepergian IGK Manila meninggalkan duka yang mendalam bagi dunia sepak bola Indonesia karena ia merupakan salah satu tokoh penting yang turut membentuk sejarah prestasi olahraga nasional.
Lahir di Singaraja, Bali, pada 1942, IGK Manila dikenal sebagai sosok militer dengan dedikasi tinggi yang sukses membawa pengaruh besar dalam perkembangan sepak bola Indonesia.
Dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal TNI, IGK Manila pernah menjadi manajer tim nasional Indonesia pada periode emas, ketika tim Merah Putih berhasil meraih medali emas SEA Games 1991 di Manila.
Prestasi tersebut menjadi salah satu capaian terbesar timnas Indonesia karena membutuhkan waktu lebih dari tiga dekade untuk kembali mengulanginya, yakni saat meraih medali emas pada SEA Games 2023 di Kamboja.
Baca Juga: Kabar Terkini Cedera Kevin Diks, Seberapa Parah?
Kiprah IGK Manila juga terukir di level klub, terutama bersama Persija Jakarta yang kala itu sedang berusaha bangkit menjadi kekuatan besar sepak bola Indonesia.
Sebagai manajer Persija, ia menjadi sosok penting dalam perjalanan Macan Kemayoran pada era 1997 hingga akhirnya mengantarkan klub tersebut meraih gelar juara Liga Indonesia pada tahun 2001.
Pencapaian tersebut menjadi salah satu momen bersejarah bagi Persija Jakarta karena trofi liga itu memperkuat posisi klub sebagai salah satu raksasa sepak bola nasional.
Selain di Persija, kontribusi IGK Manila juga melekat pada upayanya membangun pondasi sepak bola Indonesia melalui pendekatan disiplin khas militer yang ia bawa ke dalam pengelolaan tim.
Pengaruhnya dalam dunia olahraga, khususnya sepak bola, diakui banyak kalangan karena berhasil membentuk karakter pemain sekaligus memperkuat manajemen tim di level nasional dan klub.
Keberhasilan IGK Manila sebagai manajer timnas dan klub besar tanah air menunjukkan bagaimana kepemimpinannya mampu melahirkan prestasi yang dikenang sepanjang sejarah.
Banyak pihak menilai kiprah IGK Manila layak dijadikan teladan karena ia selalu menempatkan kepentingan sepak bola Indonesia di atas kepentingan pribadi.
Dedikasi, loyalitas, dan kerja keras yang ditunjukkan almarhum membuat namanya terus diingat sebagai salah satu legenda penting dalam sejarah sepak bola Indonesia.
Kini, dunia sepak bola Indonesia berduka sekaligus mengenang jasa besar seorang tokoh yang pernah memberikan kontribusi nyata bagi kejayaan timnas dan klub.
Warisan perjuangan IGK Manila diharapkan mampu menginspirasi generasi berikutnya untuk terus melanjutkan semangat membangun sepak bola Indonesia agar lebih berprestasi di kancah internasional.