Suara.com - Putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia akan segera dimulai pada dua bulan mendatang. Di Grup B, tiga negara siap bersaing: Arab Saudi, Irak, dan Indonesia.
Meski di atas kertas Irak punya pengalaman panjang, sejarah mereka di kualifikasi justru menyimpan catatan kelam yang bisa menjadi celah bagi Timnas Indonesia.
Sejak terakhir kali tampil di Piala Dunia 1986, Irak selalu gagal melangkah ke putaran final. Momen krusial justru berakhir dengan kekecewaan.
Pada kualifikasi 1994, misalnya, kartu merah Saad Abdul Hamid membuat laga penentuan hanya berakhir 2-2. Hasil itu memupus harapan mereka lolos.
Kisah serupa berulang di kualifikasi 2018, ketika Irak hanya menempati peringkat kelima Grup B dengan 11 poin.
![Pemain Timnas Indonesia Ragnar Oratmangoen berebut bola dengan pemain Timnas Irak dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Timnas Indonesia melawan Irak di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (6/6/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/06/06/96423-ragnar-oratmangoen-timnas-indonesia-vs-irak-vs-indonesia.jpg)
Mereka kalah bersaing dengan Jepang, Arab Saudi, hingga Australia. Sementara pada edisi 2022, nasib lebih buruk menimpa, finis di urutan keempat Grup A dengan sembilan poin.
“Setiap kali Irak hampir lolos, selalu ada hal aneh dan situasi di luar kendali yang menggagalkan impian,” ujar analis sepak bola Irak, Khalaf Karim, kepada Winwin.
Khalaf menilai, Timnas Irak gagal mengikuti perkembangan pesat tim-tim Asia lainnya. Menurutnya, masalah internal federasi membuat persiapan tak berjalan maksimal.
Hal ini makin kontras dengan rival segrup seperti Arab Saudi dan Indonesia yang punya program persiapan lebih terstruktur.
Baca Juga: Maarten Paes Mungkin Out di Ronde 4, Emil Audero Bisa Jadi Kiper Utama Timnas Indonesia
Arab Saudi misalnya, memilih lawan tangguh seperti Republik Ceska dan Makedonia Utara. Indonesia pun dianggap serius karena akan beruji coba melawan Lebanon dan Kuwait.
Sementara Irak hanya dijadwalkan ikut turnamen persahabatan Piala Raja Thailand (1–9 September 2025) melawan Hong Kong, Fiji, dan Thailand—lawan yang dianggap kurang menantang.
“Pelatih Graham Arnold mengatakan tim tidak punya atmosfer ideal untuk mempersiapkan kualifikasi, ini membuat khawatir penggemar,” lanjut Khalaf.
Ia bahkan membandingkan Arnold dengan Jesus Casas yang dulu lebih sering menguji tim melawan lawan kelas atas, demi membangun kepercayaan diri pemain.
Dengan kondisi Irak yang masih mencari konsistensi, Indonesia bisa saja memanfaatkan peluang.
Jika persiapan matang dan strategi dijalankan dengan tepat, Tim Garuda berpotensi mencuri poin penting dari lawan yang kerap gagal di saat genting.
Kontributor : Imadudin Robani Adam