Upayanya sangat berani karena kala itu wushu Indonesia masih sulit berkembang akibat larangan yang berlaku pada masa orde baru.
Bersama tokoh lain, ia melakukan pendekatan politik hingga mendapat dukungan Presiden Soeharto untuk membangun wushu Indonesia.
Langkah itu kemudian melahirkan bibit atlet wushu Indonesia yang berhasil mengharumkan nama bangsa di berbagai ajang internasional.
IGK Manila tidak hanya mengabdikan diri pada olahraga, tetapi juga berperan dalam pendidikan politik.
Ia dipercaya sebagai Gubernur Akademi Bela Negara Partai NasDem dengan fokus membina generasi muda.
Di lembaga tersebut, IGK Manila mendorong anak muda menjadi pemimpin berintegritas yang memegang teguh nilai kebangsaan.
Sosok IGK Manila dikenal nyentrik dengan kumis tebal yang menjadi ciri khasnya sejak aktif di militer hingga olahraga.
Kehilangan IGK Manila tentu menghadirkan duka mendalam bagi keluarga besar sepak bola Indonesia, Persija Jakarta, serta wushu Indonesia.
Warisan prestasi yang ditinggalkan IGK Manila akan terus dikenang, terutama dalam perjalanan panjang sepak bola Indonesia di kancah Asia Tenggara.
Baca Juga: Puji Kualitas Rumput Stadion Manahan, Mauricio Souza: Bantu Tim Main Cantik!
Pengabdian IGK Manila sejak militer, sepak bola Indonesia, Persija Jakarta, hingga wushu Indonesia menjadi inspirasi lintas generasi.
Banyak kalangan menilai IGK Manila adalah contoh nyata pemimpin yang konsisten mengabdikan hidup untuk bangsa dan olahraga.