Suara.com - Pemain keturunan Indonesia, Cheveyo Mul Balentien, winger muda berbakat milik ADO Den Haag, resmi bergabung dengan raksasa Italia, AC Milan.
Dilansir dari Voetbalzone, AC Milan mendatangkan pemain berdarah Jawa-Kalimantan, Cheveyo Mul Balentien.
Cheveyo sebelumnya sempat menjalani trial selama sepuluh hari bersama Paris Saint-Germain (PSG) dan disebut hampir bergabung dengan juara Liga Champions tersebut.
Cheveyo Balentien lahir pada 18 Desember 2006. Di ADO, Ia satu tim dengan pemain keturunan Indonesia lainnya, Irfan Karijowidjojo.
![Kata-kata Pemain Jawa-Kalimatan Usai Resmi Gabung ke AC Milan [Instagram Cheveyo Mul Balentien]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/19/10581-cheveyo-mul-balentien.jpg)
Jejak Cheveyo di sepak bola berawal dari klub kecil di Almere, Buitenboys.
Brandon de Haro, pelatih masa kecilnya, mengaku sudah melihat bakat besar Cheveyo sejak dini.
“Dia bisa menyerang, bisa bertahan, bahkan menguasai satu sisi lapangan sendirian. Dari kecil sudah terlihat istimewa,” ucap De Haro dinukil dari DS De Stentor
Talenta itu membawanya ke akademi FC Utrecht pada usia 9 tahun.
Setelah enam tahun berkembang di sana, Cheveyo mencoba peruntungan lewat trial di ADO Den Haag. Usahanya membuahkan hasil.
Baca Juga: Luka Modric Resmi Sebut San Siro 'Rumah Baru', Fans AC Milan Merinding
ADO langsung jatuh hati pada kecepatan dan kekuatan fisiknya, meski ia harus bolak-balik Almere–Den Haag tanpa bayaran demi mengejar mimpi.
Albert van der Dussen, kepala akademi ADO, menilai Cheveyo bukan hanya berbakat, tetapi juga pekerja keras.
“Dari luar mungkin terlihat santai, tapi sebenarnya dia punya motivasi besar untuk sukses,” kata Van der Dussen masih dari sumber yang sama.
Cheveyo awalnya diplot sebagai winger kanan, namun dalam prosesnya berkembang menjadi penyerang kiri yang lebih komplet.
Perubahan itu kini membuatnya semakin dilirik. PSG bahkan sudah memberikan kesempatan trial di pramusim, dan menurut laporan, tawaran kontrak bisa segera datang, namun Cheveyo lebih tertarik pergi ke San Siro.
Latar Belakang Keluarga Cheveyo Balentien
Menariknya, darah atlet juga mengalir dalam keluarga Balentien.
Sang kakak perempuan, Tisha, dikenal sebagai petarung kickboxing yang tengah naik daun. Dukungan penuh keluarga disebut jadi kunci kerja keras Cheveyo.
Tisha digadang-gadang sebagai salah satu petinju putri masa depan dengan target besar, tampil di Olimpiade.
Perjalanan Tisha di dunia bela diri dimulai sejak usia delapan tahun. Dikutip dari almeredezeweek, awalnya ia menekuni kickboxing dan Muay Thai.
Namun dua tahun lalu, ia memutuskan beralih fokus ke tinju amatir.
Keputusan itu terbukti tepat karena ia langsung dipercaya tampil di level tertinggi kelompok usia junior.
Darah Indonesia Cheveyo dan Tisha didapat dari kakek pihak ibu yang berasal dari Kota Amuntai, Kalimantan Selatan.
Ia juga disebut-sebut memiliki darah Jawa dari keluarga besar Suriname dari sang ayah.
Di Italia, Cheveyo tidak langsung masuk ke tim utama Rossoneri.
Ia lebih dulu akan memperkuat AC Milan Futuro, tim U-23 yang berlaga di kompetisi Serie C.
Di sana, ia akan satu tim dengan Silvano Vos (20 tahun) dan Denzel Seedorf (17 tahun), dua pemain muda yang juga memiliki latar belakang Belanda-Suriname.
Kontributor: M.Faqih