Infografis
Suara.com - Chelsea menunjukkan bahwa mereka bukan hanya tentang Cole Palmer.
Tanpa playmaker andalan yang mendadak absen karena cedera, The Blues tetap tampil garang dan menghancurkan West Ham United 5-1 di London Stadium, Jumat (22/8).
Pelatih Chelsea, Enzo Maresca, dalam konferensi pers usai laga mengungkapkan bahwa Palmer sebenarnya sudah merasakan masalah otot di bagian selangkangan sejak pertandingan tanpa gol melawan Crystal Palace pekan lalu.
“Cole dalam empat atau lima hari terakhir memang tidak 100%. Dia mencoba ikut pemanasan, tapi merasa ada yang tidak nyaman,” kata Maresca dinukil dari ESPN.
“Kami tidak mau ambil risiko. Lebih baik istirahat daripada makin parah.”
Keputusan itu terbukti tepat. Alih-alih memaksakan Palmer, Maresca memberi kesempatan pada wonderkid Brasil, Estevao Willian.
Hasilnya? Estevao langsung tampil sensasional, mencetak gol dan menyabet gelar man of the match.
Meski cedera Palmer belum dikonfirmasi seberapa serius, satu hal jelas, sang bintang muda sudah terlalu banyak bermain.
Sejak musim 2023/24 dimulai, ia mencatat 101 penampilan untuk klub, ditambah 12 caps bersama Timnas Inggris.
Baca Juga: Absennya Cole Palmer dan Bukti Ketidakbergantungan Chelsea
Yang lebih mengkhawatirkan, Palmer hanya sempat menikmati libur musim panas selama tiga minggu.
Dengan jadwal padat Premier League, Piala FA, hingga kompetisi Eropa, fisik Palmer kini dipertaruhkan.
![Banyak Duit Bebas! PSG Siapkan Rp4 Triliun Demi Bajak Cole Palmer [Instagram Cole Palmer]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/15/27306-cole-palmer.jpg)
Kemenangan telak tanpa Palmer bisa jadi kabar baik bagi Chelsea.
Sejak awal, Maresca menegaskan bahwa timnya tidak boleh terlalu bergantung pada satu pemain.
Laga melawan West Ham membuktikan itu. Lini serang Chelsea tetap hidup lewat kombinasi Estevao, Nicolas Jackson, dan Noni Madueke.
Sementara lini tengah yang dikomandoi Moisés Caicedo tampil solid, bahkan tanpa sentuhan magis Palmer.
Dengan Fulham menunggu pada 30 Agustus mendatang, Chelsea justru punya ruang eksperimen.
Apakah Palmer perlu buru-buru diturunkan? Atau justru lebih bijak memberinya istirahat penuh hingga jeda internasional September?
Kontributor: M.Faqih
