- Ronaldo mendapat kartu merah pertama dalam 226 laga bersama Portugal.
- FIFA bisa memberi larangan minimal 3 pertandingan untuk tindakan kekerasan.
- Portugal masih bisa lolos otomatis jika menang melawan Armenia.
Portugal sebenarnya bisa lolos otomatis jika menang di Dublin, namun dua gol dari Troy Parrott memaksa mereka menunda pesta.
Meski begitu, mereka masih memimpin Grup F dengan selisih dua poin dari Hongaria.
Menjelang pertandingan, Ronaldo sebelumnya berjanji bakal menjadi “anak baik”, menyadari atmosfer kurang bersahabat dari publik Aviva Stadium.
Duel ini juga dibayangi tensi dari pertemuan sebelumnya ketika Ronaldo merayakan gol Ruben Neves tepat di hadapan Jake O’Brien, memicu tudingan fans Irlandia bahwa sang bintang terlalu memengaruhi wasit.
Komentar Hallgrimsson sebelum laga pun ikut memanaskan suasana.
Ia meminta wasit Glenn Nyberg tidak membiarkan Ronaldo “mengatur pertandingan.”
Saat kartu merah diberikan, Ronaldo menampakkan gestur tepuk tangan dan acungan jempol secara sarkastik ke arah suporter tuan rumah yang menyorakinya.
Ia juga sempat berbicara kepada Hallgrimsson sebelum meninggalkan lapangan.
Hallgrimsson mengungkap apa yang dikatakan Ronaldo.
Baca Juga: FIFA Dituding Perlakukan Pemain seperti Budak, Gianni Infantino Cuma Fokus Cuan
“Dia memuji saya karena menekan wasit,” kata Hallgrimsson.
“Itu murni aksinya sendiri di lapangan yang membuatnya dikartu merah. Tidak ada hubungannya dengan saya — kecuali saya masuk ke kepalanya.”
Ketika ditanya apakah ada percakapan lanjutan seusai laga, ia memberi penjelasan.
“Tidak, saya pikir kami sudah cukup bicara ketika dia keluar. Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Itu hanya momen sedikit kebodohan darinya, saya kira.”
Dengan nasib sanksi tambahan kini berada di tangan FIFA, Ronaldo dan Portugal menghadapi masa krusial dalam upaya menembus putaran final keenam sang megabintang.