-
Denny Landzaat direkrut Ajax sebagai asisten pelatih interim Fred Grim hanya sebulan setelah dipecat PSSI.
-
Penunjukan Landzaat mendapat kritik keras dari media Belanda yang menilai ia tidak punya nama besar dan kurang pengalaman.
-
Meski dikritik, rekam jejak Landzaat sebagai asisten dinilai cukup baik karena pernah bekerja dengan pelatih ternama seperti Van Bronckhorst dan Jaap Stam.
Suara.com - Kepindahan Denny Landzaat ke Ajax Amsterdam, yang seharusnya menjadi langkah karier prestisius, justru diwarnai sindiran menohok dari media di negaranya sendiri.
Mantan asisten pelatih Timnas Indonesia ini dinilai tidak memiliki kapabilitas yang cukup untuk berada di staf kepelatihan raksasa sekelas Ajax.
Ironisnya pekerjaan bergengsi ini didapat Denny Landzaat hanya sebulan setelah ia dan seluruh staf kepelatihan Patrick Kluivert dipecat oleh PSSI.
Pemecatan itu merupakan buntut dari kegagalan skuad Garuda melaju ke putaran final Piala Dunia 2026.
Kini saat Timnas Indonesia vakum tanpa pelatih, Landzaat justru direkrut Ajax untuk menjadi asisten pelatih interim, Fred Grim.
Namun, alih-alih mendapat sambutan hangat, penunjukannya langsung menuai kritik tajam.
Jurnalis ternama Belanda, Valentijn Driessen, menjadi salah satu yang paling vokal. Dalam sebuah podcast, ia tak segan melabeli Landzaat sebagai sosok yang tidak dikenal dan tidak memiliki nama besar.
Kritik ini diperkuat oleh jurnalis Mike Verweij yang menganggap penunjukan Landzaat lebih karena kedekatannya dengan Grim, bukan karena kualitasnya.
“Fakta bahwa Landzaat, yang bekerja bersama Grim di Willem II, akan menjadi tangan kanannya juga membuktikan sendiri status sang pria muda. Dia terlalu muda dan tidak berpengalaman,” kata Verweij dalam podcast Kick Off dari De Telegraaf.
Baca Juga: Exco PSSI: Ada yang Mengusulkan Timur Kapadze dan Jesus Casas Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pernyataan itu langsung ditimpali dengan lebih pedas oleh Driessen. Ia menyebutkan eks asisten pelatih skuad Garuda tidak punya nama besar.
“Seorang yang tidak dikenal. Benar-benar bukan siapa-siapa,” timpal Driessen soal sosok Landzaat.
Meskipun begitu, Driessen tetap memberikan sedikit pengakuan terhadap rekam jejak Landzaat, namun hanya sebatas sebagai seorang asisten.
Ia menilai CV Landzaat memang bagus, tetapi hanya jika dilihat dari perannya sebagai orang kedua.
“Sebagai seorang asisten, Landzaat punya resume yang membuat Anda berkata: ‘Itu benar’. Namun, sebagai asisten, dan jika Anda melihat dengan siapa dia bekerja,” tambahnya.
Pengakuan ini merujuk pada pengalaman Landzaat yang pernah bekerja di bawah nama-nama besar seperti Giovanni van Bronckhorst, Jaap Stam, hingga John van den Brom di berbagai klub. Namun, bagi para kritikus di Belanda, rekam jejak itu tetap tidak cukup untuk menjustifikasi posisinya di klub sebesar Ajax.