- Waketum PSSI Zainudin Amali menyatakan belajar dari kegagalan Patrick Kluivert melatih Timnas Indonesia.
- Patrick Kluivert dinilai gagal total karena Timnas Indonesia tidak lolos kualifikasi Piala Dunia 2026.
- PSSI kini akan memprioritaskan rekam jejak pelatih baru, bukan sekadar nama besar atau CV saja.
Suara.com - Waketum PSSI Zainudin Amali mengaku sudah belajar dari pengalaman tidak mau Timnas Indonesia diasuh oleh sosok seperti Patrick Kluivert.
Padahal sebelumnya ada anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI di sosial media miliknya mengatakan bahwa Patrick Kluivert dan seluruh jajarannya adalah pelatih terbaik yang pernah dimiliki Timnas Indonesia.
Namun, pada kenyataannya Kluivert gagal total usai Timnas Indonesia tidak mampu lolos ke Piala Dunia 2026.
Padahal, pecinta sepak bola Tanah Air menaruh harapan kepada juru taktik asal Belanda itu setelah PSSI pecat Shin Tae-yong secara dadakan.
Ketika itu Shin Tae-yong masih on the track meloloskan Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026. Namun, PSSI memilih berjudi dengan menunjuk Kluivert, tapi akhirnya gagal juga.

Alhasil, setelah kegagalan itu Kluivert Cs angkat kaki. Kini, PSSI sedang menjaring pelatih baru buat untuk Timnas Indonesia.
Amali mengaku untuk kali ini pihaknya akan lebih berhati-hati. Meski punya nama besar, rekam jejak akan dipelajari supaya kejadian seperti Patrick Kluivert tak terulang.
"Ya, tentu yang pertama akan kita lihat adalah rekam jejak," kata Zainudin Amali dilansir dari kanal YouTube Kompas TV Jawa Barat.
"Ya, kan minimal-minimal CV-nya itu seperti apa sih, misal dia berapa lama melatih, di mana, dan lain sebagainya."
Baca Juga: Mencuat ke Permukaan, 2 Alasan Giovanni van Bronckhorst Bisa Jadi Pelatih Timnas Indonesia
"Kan kalau dia pemain bagus belum tentu dia melatihnya bagus. Kita sudah punya pengalaman sama PK kemarin kan, Patrick Kluivert," jelasnya.
Kabarnya, PSSI akan menggunakan metode lama yaitu melakukan interview kepada nama-nama calon pelatih Timnas Indonesia.
Saat ini disebut sudah ada 5 calon kandidat yang memenuhi kriteria buat menukangi skuad Garuda.
"Jadi itu tidak menjadi pertimbangan tetapi kita akan lihat track record-nya. Dia melatih di mana dan hasilnya seperti apa dan lain sebagainya."
"Maka itu yang menjadi pertimbangan pertama. Kemudian tentu federasi harus ada target,ada target-target apa yang harus dicapai dan lain sebagainya."
"Enggak bisa dilepas. Sudah silahkan kamu melatih tanpa ada target. Ya. Nah, itu harus ada target. Nah, kalau target itu tidak tercapai maka tentu ya kontrak sudah bicara bahwa Anda tidak perform, kan gitu ya," pungkasnya.