- Timnas Indonesia U-22 tersingkir di fase grup SEA Games 2025 Thailand meskipun menang 3-1 atas Myanmar.
- Penyebab kegagalan adalah kalah produktivitas gol dari Malaysia, meski poin dan selisih gol identik.
- Beberapa pemain kunci seperti Struick, Jenner, dan Zijlstra dinilai tampil di bawah ekspektasi sepanjang grup.
Suara.com - Timnas Indonesia U-22 harus angkat koper lebih cepat dari SEA Games 2025 yang digelar di Thailand.
Langkah Garuda Muda terhenti di fase grup meski menutup laga terakhir dengan kemenangan 3-1 atas Myanmar.
Hasil tersebut tidak cukup mengantar Indonesia ke semifinal karena kalah produktivitas gol dari Malaysia.
Secara matematis, Indonesia dan Malaysia sama-sama mengoleksi tiga poin dengan selisih gol identik.
Namun, jumlah gol menjadi pembeda yang membuat Timnas Indonesia U-22 tersingkir lebih awal.
![Pesepak bola Timnas Indonesia U-22 Mauro Nils Zijlstra tertunduk usai dikalahkan Timnas Filipina pada pertandingan babak penyisihan Grup C Sepak Bola SEA Games 2025 di The 700th Anniversary of Chiang Mai Stadium, Chiang Mai, Thailand, Senin (8/12/2025). [ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nym]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/12/09/67068-sea-games-2025-timnas-indonesia-u-22-vs-thailand-mauro-nils-zijlstra.jpg)
Kegagalan ini terasa menyakitkan karena Indonesia datang dengan materi pemain yang dinilai cukup mumpuni.
Sejumlah pemain justru tampil di bawah ekspektasi sepanjang dua laga fase grup SEA Games 2025.
Nama pertama yang disorot adalah Rafael Struick yang diharapkan menjadi motor serangan sisi kiri.
Struick selalu menjadi starter, tetapi kontribusinya minim baik saat melawan Filipina maupun Myanmar.
Baca Juga: Klasemen Medali SEA Games Hari Ini: Indonesia Kokoh di Posisi Kedua, Tambah 12 Emas
Meski aktif menggiring bola, penyelesaian akhirnya kerap melenceng dan aksinya perlahan menghilang.
Pemain berikutnya adalah Ivar Jenner yang mengemban peran penting sebagai kapten tim.
Mobilitas dan etos kerja Jenner terlihat, namun pengaruhnya di sepertiga akhir lapangan sangat terbatas.
Umpan-umpan kunci yang diharapkan membuka pertahanan lawan jarang menghasilkan peluang bersih.
Selain itu, beberapa pelanggaran tidak perlu menunjukkan kurangnya efektivitas dalam mengontrol permainan.
Nama ketiga yang tampil di bawah harapan adalah Mauro Zijlstra di posisi ujung tombak.