- Era Shin Tae-yong berakhir Januari 2025, digantikan Patrick Kluivert dengan janji modernisasi sepak bola Indonesia.
- Juni 2025, Indonesia mencetak sejarah lolos Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia walau kemudian gagal total Oktober.
- Timnas U-17 sukses di Piala Dunia U-17 November, sementara U-22 gagal SEA Games dan pelatihnya dipecat Desember.
Di Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, taktik Kluivert mendadak buntu. Kekalahan 2-3 dari Arab Saudi dan 0-1 dari Irak memastikan mimpi Piala Dunia pupus.
Kritik tajam mengalir, pengamat menyoroti persiapan yang minim, termasuk kabar miring tentang technical meeting yang hanya berlangsung 15 menit. Akibatnya, pada 16 Oktober, Kluivert resmi diberhentikan.
November-Desember: Kontras Sang Junior
Di tengah duka tim senior, napas segar datang dari Timnas U-17 besutan Nova Arianto.
Pada November 2025 di Qatar, mereka mencetak sejarah dengan meraih kemenangan pertama Indonesia di ajang Piala Dunia U-17 setelah menaklukkan Honduras 2-1. Meski gagal lolos ke 32 besar karena selisih gol, mereka pulang sebagai pahlawan.
Sayangnya, catatan manis itu dinodai oleh kegagalan total Timnas U-22 di SEA Games 2025.
Di bawah arahan Indra Sjafri, Skuad Garuda Muda bahkan tak mampu keluar dari fase grup.
Kekalahan produktivitas gol dari Malaysia menjadi akhir dari masa jabatan Indra Sjafri yang dipecat pada pertengahan Desember.
Menatap Wajah Baru 2026
Baca Juga: 7 Pemain Inggris Ini Wajib Pindah Klub Jika Ingin Tampil di Piala Dunia 2026
Timnas Indonesia menutup tahun 2025 dengan peringkat FIFA yang merosot ke posisi 122, berada di bawah Thailand dan Vietnam
Tahun yang penuh air mata ini diakhiri dengan kasak-kusuk penunjukan John Herdman sebagai nakhoda baru.
Setahun ini kita belajar bahwa talenta diaspora dan peringkat FIFA bukanlah jaminan tanpa stabilitas taktis.
Tahun 2025 adalah cermin besar, sebuah pengingat bahwa jalan menuju panggung dunia memang tidak pernah mudah, namun sejarah yang sudah terukir takkan pernah bisa dihapuskan.