"Atau kalau enggak keran, yang dari kuningan itu dulu gue suka ganti,"
"Diganti sama yang plastik," tawa pun semakin meledak karena tak disangka Habib Jafar punya ide jahil itu.
Selain suka mengganti logam kuningan dengan besi, Habib Jafar di masa kecilnya juga pernah melakukan kenakalan mencuri rel kereta.
"Kalau rel ngelewatin jalan raya itu ada rel yang dipancang masing-masing tiga-tiga. Katanya itu untuk menyerap suara atau apa. Jadi itu ditanam tiga meter ke atas dan tiga meter ke dalam tanah. Rel diberdirikan, biasanya ada tulisan 'berbahaya'," Habib Jafar mendeskripsikan rel kereta yang ia maksud.
"Itu sulit dong?" tanya Praz Teguh.
"Itu seminggu prosesnya. Lo kasih air, sehari setengah meter," jawaban Habib Jafar ini kembali bikin Praz Teguh geleng kepala.
"Konsisten ya? Nggak ketahuan warga?" tanya Praz.
"Kan malem. Ramadan biasanya," kalimat ini seolah jadi punchline Habib Jafar yang lagi-lagi memancing tawa tim produksi.
Meski begitu, Habib Husein Jafar Al Hadar mengaku bahwa kenakalan masa kecilnya itu bisa berujung serius dan berpotensi melanggar hukum.
Baca Juga: Sastra dan Agama, Apakah Saling Berkaitan?
"Secara hukum serius itu," Habib Jafar mengakui.
"Karena itu jualnya aja nggak bisa sembarang tukang besi. Kalau tukang besi belum veteran nggak mau nerima. Dan nanti si tukang besi itu enggak jual relnya karena kalau jual relnya dia bisa kena pasal," papar dia.