Suara.com - Film A Business Proposal yang diangkat dari webtoon populer asal Korea Selatan tidak mendapat sambutan hangat dari penonton di Tanah Air. Nasib buruk adaptasi versi Indonesia justru berbanding terbalik dengan drama Korea-nya.
Sejak hari pertama penayangannya pada Kamis (6/2/2025), film yang disutradarai Rako Prijanto ini ini mengalami penurunan jumlah penonton yang signifikan, hingga akhirnya mulai turun layar di berbagai bioskop.
Unggahan di media sosial X dari akun @HabisNontonFilm pada Sabtu (8/2/2025) mengindikasikan hal tersebut.
"Ubur-ubur ikan lele. Sudah turun layar, Le," tulisnya, yang langsung dikaitkan warganet dengan film A Business Proposal versi Korea.
Berdasarkan data dari laman resmi Cinema XXI, jumlah bioskop yang menayangkan film ini semakin berkurang. Jakarta contohnya, hanya lima dari total 63 bioskop yang masih menayangkannya.
Begitu pula dengan kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Yogyakarta. Hanya tersisa beberapa layar yang masih menampilkan film yang dibintangi oleh Abidzar Al-Ghifari dan Ariel Tatum ini.
Berbeda dengan filmnya, versi drama Korea dari A Business Proposal yang pertama kali dirilis pada 2022 justru kembali mendapatkan sorotan.
Drama yang dibintangi oleh Ahn Hyo Seop dan Kim Se Jong ini meroket ke peringkat ke-8 dalam daftar tontonan terpopuler di Netflix Indonesia pada hari yang sama.
Beberapa warganet berspekulasi bahwa hal ini dipicu oleh kekecewaan terhadap film adaptasi Indonesia, sehingga banyak yang memilih untuk menonton ulang versi aslinya.
Menariknya lagi, akun resmi Netflix Indonesia turut mempromosikan kembali drama ini, yang semakin menarik perhatian warganet.
Kemerosotan film A Business Proposal di layar lebar diyakini berhubungan dengan kontroversi yang melibatkan Abidzar Al-Ghifari. Dalam sebuah wawancara, dia mengaku tidak menonton maupun membaca webtoon aslinya.
Abidzar semakin memperburuk suasana setelah dia menuduh penggemar drama Korea bersikap rasis terhadapnya, dan seolah-olah tak butuh penonton. Hal ini memicu reaksi keras dan seruan boikot dari warganet.
Meskipun Abidzar telah meminta maaf melalui unggahan di media sosial, respons negatif tetap berdampak pada performa film di bioskop. Rating film di IMDb pun terjun bebas hingga 1,2/10, menandakan ketidakpuasan penonton.
Dengan performa yang kurang memuaskan ini, tampaknya film A Business Proposal versi Indonesia sulit bersaing dan harus menerima kenyataan bahwa adaptasi aslinya masih lebih digemari oleh penonton di Indonesia.
Kontributor : Chusnul Chotimah