Infografis
Suara.com - Hotman Paris kembali menyerang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Instagram pribadinya pada Senin (3/3/2025).
Dalam unggahan foto terbarunya, Hotman Paris mengunggah foto dirinya yang seolah-olah sedang meledek seseorang di persidangan. Wajahnya dibuat jelek dengan mulut yang sepertinya akan mengeluarkan lidah tanda mau meledek seseorang.
Di situ, lelaki berdarah batak itu mengaku foto tersebut dikhususkan untuk Ahok.
"Pesan untuk Ahok," tulis Hotman sebagai caption.
Unggahan itu pun langsung direspons oleh beberapa warganet. Bukan mendukung, mereka justru menyerang Hotman.
"100 persen dukung Ahok," komen warganet.
"Lebih percaya Ahok," tulis warganet.
"Terus Hotman kenapa sewot," komen warganet lainnya.
"Awalnya respect sama bang Hotman, tapi setelah dia menjelekkan Ahok aku jadi nggak respect. Padahal Ahok menyampaikan keluh kesahnya tapi kenapa abang jadi panas ? Apakah abang ikut orang-orang di balik korupsi itu?," tanya warganet.
Baca Juga: Adu Kekayaan Ahok vs Hotman Paris, Ribut Soal Korupsi Pertamina: Kau Cuap-cuap Seolah Manusia Suci!
Sebelumnya Hotman Paris turut mengomentari tanggapan Ahok, mantan komisaris utama Pertamina terkait kasus korupsi tata kelola minyak mentah di PT Pertamina.
Ahok mengaku senang dimintai keterangan terkait kasus korupsi Pertamina hingga bersedia memberikan data-data yang dimilikinya kepada Kejaksaan Agung asalkan sidang kasus tersebut digelar terbuka.
Melihat komentar tersebut, lelaki yang saat ini masih berada di Singapura untuk pengobatan itu menyebut Ahok pengecut.
![Kolase Hotman Paris Hutapea dan Ahok. [Dok. Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/03/24361-kolase-hotman-paris.jpg)
Pasalnya, Hotman Paris menyayangkan sikap Ahok yang justru mengundurkan diri sebagai komisaris utama Pertamina dengan tenangnya pada 2024.
Terebih, Ahok memgundurkan diri sebagai komisaris utama PT Pertamina yang dijabatnya sejak 2019 tanpa mengeluhkan apapun.
Dia menilai Ahok seharusnya mengambil tindakan tegas dan memecat sementara direktur utama PT Pertamina ketika mendeteksi adanya pelanggaran ketika masih menjabat sebagai komisaris utama.
