Kehadiran sosok ayah sambung membuatnya menyadari bahwa memiliki seseorang yang mendukung dan menyayangi dalam hidup adalah hal yang menyenangkan.
"Pas aku ketemu sama ayah aku yang sekarang, 'Oh ternyata senang sekali memiliki seseorang, ya,'" lanjutnya.
Selain itu, perubahan cara pandangnya tentang pernikahan juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
Banyak teman-temannya yang sudah menikah di usia muda, sehingga ia mulai berpikir bahwa menikah bisa menjadi bagian penting dalam hidupnya.

"Aku baru kepikiran nikah kayak di beberapa tahun belakangan. Maksudnya di saat 'Oh ternyata teman-teman aku sudah nikah nih'. Dulu tuh umur aku 21, teman-teman aku sudah nikah, jadi aku kayak 'oh ternyata nikah tuh penting juga ya, jadi kayak aku pengen deh nikah,'" ujar Syifa Hadju.
Meski kini mulai terbuka dengan gagasan pernikahan, Syifa Hadju mengaku masih terus belajar mengenai membangun sebuah hubungan yang baik dengan pasangan.
"Hubungannya yang baik itu seperti apa. Jadi akhirnya aku belajar belajar dan belajar sampai aku pengen deh menikah membangun keluarga," terangnya.