"Bukannya pamer, ini ada gocengan, 20 ribuan karena gue itu nggak ngerti cara bayar pakai QRIS. Aku paling gaptek," terang Hotman Paris.

Hotman mengakui bahwa di era digital ini, di mana pembayaran non-tunai kian mendominasi, dirinya justru tetap nyaman dengan cara konvensional. Baginya, membawa uang cash terasa lebih praktis dan cepat.
"Dunia sekarang memang serba digital. Tapi buat saya, lebih praktis langsung bayar tunai. Nggak ribet," jelasnya.
Meski begitu, membawa uang dalam jumlah besar ternyata sempat membuat Hotman mengalami pengalaman kurang menyenangkan.
Ia bercerita pernah hampir kehilangan dompet berisi hampir Rp80 juta saat berada di sebuah mal di kawasan Jakarta Utara.
Awalnya, Hotman mengira dompetnya tertinggal di rumah. Namun, lima menit kemudian seorang petugas kebersihan menemukan dan mengembalikannya.
"Gue kira ketinggalan di rumah, ternyata lima menit kemudian ada laki-laki, tukang bersih lantai, 'Pak, uangnya jatuh,' dibalikin dong. Padahal dia bisa saja bawa kabur, isinya hampir Rp80 juta," kenang Hotman penuh rasa syukur.
Namun keberuntungan itu tidak selalu berpihak padanya. Dalam peristiwa lain, Hotman benar-benar kehilangan dompetnya saat sedang clubbing di sebuah kelab malam.
"Saya clubbing, di situlah hilang beneran dompet itu. Kartu kredit ada tiga, KTP, SIM, sama uang tunai hampir Rp80 juta," ungkap Hotman.
Baca Juga: Kiky Saputri Dituding Lakukan Pelecehan saat Tiba-tiba Cium Verrell Bramasta, Padahal...

Pengacara berusia 65 tahun ini mengakui, meski sadar risikonya cukup besar, ia tetap merasa nyaman membawa uang tunai dalam jumlah besar.
Bagi Hotman, gaya hidup ini sudah menjadi bagian dari kesehariannya, sekaligus mencerminkan sifat old-fashioned yang tetap ia pelihara di tengah dunia yang semakin digital.