Di filmnya, karakternya yang berperan sebagai Kasih atau sang ibu berada di tahap anger, sedangkan Restu dan sang ayah, berada di tahap denial, dan Ombak si anak bungsu berada di tahap depression.
Ine Febriyanti pun mengaku jika dirinya sangat berusaha untuk mendalami karakter dengan cara banyak diskusi dengan sang sutradara, membaca dan membedah skripnya, mendalami makna grieving stages tersebut, hingga berdiskusi dengan kerabat yang pernah merasakan hal yang sama.
Sinopsis Film Mungkin Kita Perlu Waktu

Mungkin Kita Perlu Waktu menceritakan kisah Ombak (Bima Azriel), seorang remaja laki-laki yang hidup dalam bayang-bayang rasa bersalah dan trauma setelah kepergian sang kakak, Sara (Naura Hakim)
Keluarga yang seharusnya menjadi tempat pulang justru malah renggang, dengan diliputi kesedihan, penuh ketegangan, dan komunikasi yang memburuk.
Ibunda Ombak, Kasih (Sha Ine Febryanti), tak sadar telah menumpahkan beban emosionalnya pada Ombak, yang membuat sang anak makin terpuruk dan penuh tekanan.
Hingga akhirnya, Ombak pun mengalami gangguan kecemasan dan melakukan percobaan bunuh diri. Dia selamat, namun ternyata luka batinnya masih membekas.
Ombak pun mencoba menjalani sesi konseling bersama psikolog bernama Nana (Asri Welas).
Tak hanya itu, Ombak juga bertemu Aleiqa (Tissa Biani), seorang gadis dengan gangguan bipolar yang perlahan menjadi titik terang baru dalam hidupnya.
Namun ternyata hubungan mereka tak mudah. Kurangnya mengerti keadaan satu sama lain dan komunikasi yang belum dewasa sering menimbulkan konflik, memperkeruh situasi yang sudah rapuh.
Baca Juga: Muncul di Cannes, Syahrini Beli Tiket Rp164 Juta atau Tertolong Koneksi Suami?
Kontributor : Anistya Yustika