Review Dangerous Animals: Teror di Tengah Laut, Ketegangan Tiada Henti Sejak Menit Pertama

Senin, 23 Juni 2025 | 10:09 WIB
Review Dangerous Animals: Teror di Tengah Laut, Ketegangan Tiada Henti Sejak Menit Pertama
Review Dangerous Animals. [dangerousanimals.movie]

Suara.com - Film Dangerous Animals yang tayang di bioskop Indonesia mulai Juni 2025 berhasil menyajikan sajian thriller yang menggigit sejak awal.

Disutradarai oleh Sean Byrne, film ini tak hanya mengandalkan teror dari lautan, tetapi juga menggambarkan sisi gelap manusia sebagai "hewan paling berbahaya" sesungguhnya.

Kisah ini menyajikan suasana mencekam tanpa jeda, membuat penonton terus menahan napas sepanjang durasi film. Bahkan, sejak menit pertama, film ini sudah menghadirkan kejutan besar yang mengubah arah cerita secara instan.

Sinopsis Dangerous Animals

Film ini berkisah tentang Zephyr (Hassie Harrison), seorang peselancar asal Amerika yang sedang melarikan diri dari masa lalu.

Dalam pelariannya, Zephyr bertemu dengan Moses (Josh Heuston), seorang pemuda Australia yang ramah dan simpatik. Keduanya menghabiskan malam bersama dalam hubungan singkat penuh kehangatan.

Namun segalanya berubah keesokan paginya. Zephyr yang panik tiba-tiba kabur ke pantai, hanya untuk mengalami mimpi buruk sebenarnya, dia diculik oleh Tucker (Jai Courtney), seorang kapten kapal yang ternyata adalah pembunuh berantai. 

Tucker menahan Zephyr dan korban lainnya di kapal, lalu satu per satu melempar mereka ke laut yang dipenuhi hiu sebagai "ritual" pribadinya, semuanya terekam oleh kamera sebagai dokumentasi kegilaannya.

Dari sinilah perjuangan Zephyr dimulai, bukan hanya untuk bertahan hidup, tetapi juga untuk melawan balik.

Baca Juga: Kolaborasi Epik Klinik Kecantikan dan Industri Film: Bikin Talent Glow Up dari Dalam dan Luar

Review Dangerous Animals. [New Statesman]
Review Dangerous Animals. [New Statesman]

Pemeran dan Kru Utama

Film ini diperkuat oleh jajaran aktor dan aktris yang tampil total. Ada Hassie Harrison sebagai Zephyr, tokoh utama yang tampil penuh daya juang.

Jai Courtney sebagai Tucker, villain dengan intensitas tinggi yang menghidupkan rasa takut penonton.

Josh Heuston sebagai Moses, karakter ambivalen yang membantu memberi dinamika emosional.

Ella Newton, Rob Carlton, dan Liam Greinke turut meramaikan sebagai karakter pendukung yang tak kalah penting.

Disutradarai oleh Sean Byrne, yang dikenal lewat film horor psikologis The Loved Ones dan The Devil's Candy, Dangerous Animals menjadi karya terbaru yang memperlihatkan keahliannya membangun atmosfer penuh tekanan.

Ulasan Film

Secara keseluruhan, film Dangerous Animals dapat disebut sebagai film yang menegangkan sejak awal sampai akhir, penonton hampir tak pernah dibuat bernapas lega.

Film ini memang tak memberi ruang istirahat bagi penontonnya. Ketegangan hadir terus-menerus, ditambah dengan plot twist yang muncul sejak awal.

Sosok Zephyr, yang awalnya tampak sebagai korban biasa, lambat laun menunjukkan karakternya sebagai seorang pejuang sejati.

Bahkan, si antagonis Tucker sempat menyebut Zephyr sebagai seorang pejuang, dan sepanjang film, Zephyr benar-benar membuktikannya.

Salah satu momen yang disebut mencolok oleh penonton adalah hubungan singkat Zephyr dan Moses.

Meski terasa canggung, momen intim itu berhasil menyelamatkan cerita dari kejenuhan dan memberi kedalaman emosional di tengah teror.

Review Dangerous Animals. [JoBlo]
Review Dangerous Animals. [JoBlo]

Pujian juga datang untuk aspek teknis film: mulai dari akting para pemeran yang meyakinkan, set yang mewakili isolasi dan bahaya di laut, hingga pencahayaan dan sinematografi yang mendukung atmosfer menyeramkan.

Namun, film ini tidak sepenuhnya lepas dari kritik. Alur cerita terasa berjalan terlalu cepat dan tidak cukup menggali latar belakang Tucker.

Karakter villain ini memang tampil mengerikan, namun tidak diberi motif yang cukup jelas. Dia hanya tampil sebagai sosok psikopat tanpa alasan, yang sedikit mengurangi bobot psikologis film ini.

Makna "Hewan Berbahaya" yang Sesungguhnya

Menariknya, meski judul film ini mengarah ke ancaman dari hiu, ternyata hewan buas dalam film ini bukanlah predator laut tersebut. 

Justru manusia sendiri yang digambarkan sebagai makhluk paling kejam, licik, dan tidak terduga.

Ide ini diperkuat dengan bagaimana Tucker memanfaatkan hiu sebagai alat pembunuh, bukan sebagai ancaman utama.

Film ini secara tidak langsung mempertanyakan siapa yang sebenarnya lebih berbahaya, binatang buas yang bertindak sesuai naluri, atau manusia yang menggunakan akal sehatnya untuk membunuh secara sistematis.

Dangerous Animals mulai tayang di bioskop Indonesia pada 25 Juni 2025 di CGV.

Dangerous Animals adalah film yang patut disaksikan bagi pencinta thriller dan horor psikologis. Dengan ketegangan yang konsisten, performa akting yang memukau, dan atmosfir mencekam, film ini berhasil meninggalkan kesan mendalam.

Meski beberapa elemen latar belakang cerita terasa kurang tergali, film ini tetap memberikan pengalaman menonton yang mendebarkan dan memuaskan. Sebuah pengingat bahwa terkadang, manusia lah yang paling pantas disebut sebagai hewan berbahaya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI