Kepergian Shim Jaehyun sekali lagi menyalakan alarm tentang isu kesehatan mental yang mengintai di balik gemerlap panggung K-Pop.
Frasa "memilih untuk menjadi bintang di langit" yang digunakan oleh kakaknya seringkali menjadi eufemisme di Korea Selatan untuk tindakan mengakhiri hidup sendiri.
Kejadian tragis ini mengingatkan publik pada tekanan berat yang harus dihadapi para idola, mulai dari:
1. Persaingan yang sangat ketat sejak usia belia.
2. Tuntutan kesempurnaan dari agensi dan publik.
3. Komentar jahat dan perundungan siber (cyberbullying).
4. Ketidakpastian karier, terutama bagi grup yang berasal dari agensi kecil.
Bagi banyak anak muda, menjadi idol K-Pop adalah mimpi yang indah. Namun, realitanya bisa menjadi mimpi buruk yang dipenuhi kecemasan, depresi, dan perasaan terisolasi.
![Shim Jaehyun, Eks Maknae F.Able, Meninggal Dunia. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/03/79836-shim-jaehyun-eks-maknae-fable-meninggal-dunia.jpg)
Kasus Shim Jaehyun menjadi pengingat pahit bahwa di balik senyum di atas panggung, ada perjuangan tak terlihat yang mungkin sedang mereka hadapi sendirian.
Kepergian Shim Jaehyun adalah kehilangan besar bagi keluarga, teman, dan para penggemar yang mencintainya. Perjalanannya yang singkat di industri musik akan selalu dikenang sebagai pengingat akan pentingnya dukungan, empati, dan kesadaran akan kesehatan mental, tidak hanya di industri K-Pop, tetapi juga di lingkungan kita sehari-hari.