Ia ingin segera berada di sisi sahabatnya, meskipun kini hanya raga tak bernyawa yang bisa ia temui.
"Aku mau ke Rumah Sakit Dharmais," ujar Anwar.
Di puncak kesedihannya, yang bisa terucap dari bibir Anwar hanyalah nama sahabatnya, sebuah panggilan yang sarat akan kenangan dan kebersamaan yang kini telah sirna. Sambil terus menangis, ia memanggil, "Mpok Alpaa...."