-
Ia menegaskan rahimnya sehat dan keputusan menjalani program bayi tabung diambil karena permintaan khusus, bukan masalah medis.
-
Kasus ini membuka kembali diskusi bahwa bayi tabung tidak selalu dilakukan karena masalah kesuburan, tapi juga bisa menjadi pilihan personal.
-
Program bayi tabung kini menawarkan banyak manfaat — mulai dari deteksi genetik hingga peluang keberhasilan tinggi bagi pasangan yang ingin memiliki anak.
Suara.com - Pernyataan Sarwendah yang mengungkap alasan dirinya menjalani program bayi tabung (IVF) pada 2014 silam sukses menyita perhatian publik.
Dalam siaran langsung media sosialnya, Sarwendah menegaskan bahwa kondisi rahimnya sehat dan keputusan itu diambil karena adanya sebuah "permintaan", bukan karena masalah medis dari pihaknya.
"Rahim gue enggak kenapa-kenapa, sehat semuanya," ujar Sarwendah dalam klarifikasinya.
"Karena ada permintaan buat bayi tabung aja, jadi kondisinya beda. Tapi, tidak ada permasalahan dengan tubuh aku, udah cek kesehatan, baik semuanya," tegasnya lagi.
Pernyataan ini membuka kembali diskusi mengenai program bayi tabung yang seringkali hanya dikaitkan dengan masalah kesuburan.

Terlepas dari alasan personal Sarwendah, teknologi IVF sejatinya menawarkan berbagai keunggulan signifikan yang tidak dimiliki oleh kehamilan alami.
Bagi banyak pasangan, bayi tabung menjadi solusi paling efektif untuk mendapatkan keturunan, terutama jika menghadapi kondisi seperti kerusakan saluran tuba, gangguan ovulasi, hingga masalah kesuburan pada lelaki.
Dengan kemajuan teknologi medis, tingkat keberhasilan program bayi tabung pun terus meningkat.
Menurut data Asosiasi Kehamilan Amerika, tingkat keberhasilan untuk wanita di bawah usia 35 tahun bahkan bisa mencapai 41-43 persen.
Baca Juga: Ditanya Siapa Ayahnya, Anak Sarwendah Langsung Tegas Tunjuk Giorgio Antonio
Salah satu keunggulan terbesar IVF adalah kemampuannya untuk melakukan pemeriksaan kelainan genetik.
Melalui tes genetik pra-implantasi (PGT), dokter dapat memeriksa embrio untuk mendeteksi kelainan genetik atau kromosom sebelum ditanamkan ke dalam rahim.
Langkah ini tidak hanya mencegah penurunan penyakit genetik dari orang tua, tetapi juga dapat mengurangi risiko keguguran.
Selain itu, program bayi tabung memberikan kontrol lebih besar atas waktu kehamilan dan menjadi sarana untuk melestarikan kesuburan.
Teknologi canggih seperti Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) juga sangat membantu dalam kasus infertilitas pria yang parah dengan menyuntikkan satu sperma langsung ke sel telur.
Prosedur IVF juga diketahui memiliki peluang lebih tinggi untuk menghasilkan kehamilan kembar, karena seringkali ada lebih dari satu embrio yang ditanamkan untuk meningkatkan kemungkinan sukses.