- Film perang berjudul Midway (2019) akan ditayangkan di Trans TV pada Kamis, 4 Desember 2025, pukul 21.00 WIB.
- Film arahan Roland Emmerich ini berfokus pada pertempuran laut menentukan Perang Dunia II di Pasifik, berawal dari Pearl Harbor.
- Karya ini menonjolkan akurasi sejarah, visual memukau dari aksi udara, serta performa kuat dari jajaran aktor ternama.
Midway versi 2019 ini menonjol karena satu hal: dedikasinya pada akurasi sejarah.
Emmerich berhasil menghindari melodrama percintaan yang tidak perlu, sebuah kritik tajam yang sering ditujukan pada film Pearl Harbor (2001) karya Michael Bay.
Midway terasa lebih membumi dan menghormati strategi militer yang sebenarnya terjadi.
Emmerich menyajikan pertempuran bukan hanya sebagai tontonan ledakan, tetapi sebagai permainan catur maut antara strategi intelijen Amerika dan kekuatan militer Jepang.
Kekuatan Visual Efek
Gaya penyutradaraan Emmerich sangat terasa dalam sekuens pertempuran udara.
Adegan dive bombing di mana pesawat menukik tajam di tengah hujan peluru anti-pesawat (flak) digambarkan dengan sangat intens dan mengerikan.
![Film Midway yang dibintangi sejumlah aktor ternama, akan tayang malam ini di Trans TV pukul 21.00 WIB. [YouTube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/15/96788-film-midway.jpg)
Penonton seolah diajak duduk di kokpit bersama Dick Best, merasakan ketegangan saat harus menjatuhkan bom tepat di atas kapal induk Jepang Akagi atau Kaga.
Performa Aktor
Baca Juga: Sinopsis Positively Yours, Dibintangi Choi Jin Hyuk dan Oh Yeon Seo, Tayang 2026
Meskipun film ini padat dengan karakter, para aktor berhasil memberikan bobot pada peran mereka.
Ed Skrein berhasil melepaskan citra penjahat yang sering ia mainkan (seperti di Deadpool) menjadi pahlawan perang yang karismatik dan emosional.
Patrick Wilson adalah jangkar emosional film ini; penampilannya yang tenang sebagai perwira intelijen memberikan keseimbangan di tengah kekacauan perang.
Dennis Quaid sebagai Laksamana "Bull" Halsey dan Luke Evans sebagai Wade McClusky juga memberikan penampilan solid yang memperkuat ansambel cast.
Namun, film ini bukan tanpa cela. Beberapa kritikus menyoroti bahwa dialog dalam film terkadang terasa kaku dan ekspositoris (terlalu banyak menjelaskan latar belakang).
Naskah yang ditulis oleh Wes Tooke terkadang terasa seperti buku pelajaran sejarah yang difilmkan, namun hal ini justru menjadi nilai tambah bagi penonton yang mencari kebenaran sejarah ketimbang drama fiktif.