- Film horor di Indonesia diminati dan tak pernah mati karena selaras dengan budaya masyarakat yang menyukai hal-hal mistis dan takhayul (supranatural).
- Produser film horor sering menuntut adanya banyak jumpscare dalam film karena hal tersebut menjadi daya tarik utama bagi penonton Indonesia.
- Meskipun genre lain mulai diminati, film horor yang menampilkan unsur supranatural tetap mendominasi pasar film dan menjadi acuan bagi keputusan produksi.
Suara.com - Horor menjadi salah satu genre yang cukup diminati penonton film di Indonesia. Maka tak heran dalam beberapa tahun terakhir, film bertema hantu dan hal-hal mistis ini mendominasi layar bioskop Tanah Air.
Hal ini diamini Anggy Umbara, salah satu sutradara yang juga sering membuat film film horor. Menurutnya, genre tersebut tidak akan sepi penonton.
"Kalau horor sih, dari dulu diminati. Zaman 80-an juga horor tuh laku. Ya film Suzanna, apa segala macem," kata Anggy Umbara kepada Jurnalis Suara.com, Rena Pangesti di kantor Suara.com, Kamis, 4 Desember 2025.
Anggy Umbara menilai, salah satu daya tarik horor adalah hal mistis. Orang-orang Indonesia, kata dia, gemar dengan sesuatu yang berbau takhayul.
"Ya karena mungkin memang budayanya Indonesia seperti itu, penuh dengan tahayul, jurig, dan seneng ditakut-takutin gitu kan," kata Anggy Umbara.
"Jadi match aja sih sama secara antropologi gitu ya, dengan demografinya Indonesia gitu kan," imbuh sutradara film Siksa Neraka ini.
![Anggy Umbara, sutradara film Ozora: Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel saat datang ke kantor Suara.com pada Selasa, 2 Desember 2025 [Suara.com/Rena Pangesti]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/12/02/28208-anggy-umbara-sutradara-film-ozora-penganiayaan-brutal-penguasa-jaksel.jpg)
Tapi kata Anggy Umbara, kekinian masyarakat Indonesia sebenarnya mulai majemuk soal genre film.
Film bertema drama, komedi bahkan animasi seperti Jumbo pun laris beberapa tahun belakangan ini.
Ucapan tersebut terbukti dengan data. Jika merujuk pada penonton terbanyak di tahun ini ada Jumbo dengan 10 juta penonton, sementara di tahun lalu, Agak Laen duduk di nomor satu dengan 9 juta penonton.
Baca Juga: Cerita Belakang Layar Film Ozora, Anggy Umbara dan Ayah David Ozora Sahabat Lama Beda 'Mazhab' Metal
"Jadi kalau dilihat 6 bulan terakhir ini, hmm... terlalu banyak film dan keinginan penonton (genre berbeda)," terang Anggy Umbara.
Tapi, tetap saja horor tak luput dari peringkat lima teratas. Contohnya film Anggy Umbara, Vina: Sebelum 7 Hari yang duduk di nomor dua film terlaris pada 2024.
Menurut Anggy Umbara, penonton memang gemar dengan hal-hal mistis. "Maksudnya setan, setan apaan sih gitu kan? Ya untuk hiburan sih oke lah, industri gitu ya, aku juga ngelakuin itu," jelasnya.
Bahkan saat menyutradarai film horor, Anggy Umbara kerap mendapat titipan untuk jumpscare, momen kejut yang menjadi daya tarik dalam genre ini.
"Kalau Indonesia pasti banyak yang jeng-jeng (efek kaget) nih. Jeng-jeng. Terus produsernya juga kemarin minta kayak gitu. 'Pokoknya 5 menit harus jeng-jeng ya...' Ada pesan minimal dalam satu film ada 7 kali apa 5 kali. Kemarin juga aku pernah syuting, di skenario udah ada 22 jumpscare, what the...?" tuturnya berbagi cerita.
Anggy Umbara pun kala itu mau tak mau ikut kemauan produser. "Ya itulah akhirnya, ya mau gimana gitu kan," katanya.