Suara.com - Beberapa perempuan mengatakan menstruasi mereka lebih berat setelah suntik vaksin Covid-19. Mereka mengaku menstruasinya terjadi lebih cepat dan kembali selama menopause.
Potensi efek samping aneh dari vaksin Covid-19 ini nampaknya tidak ditandai selama uji klinis pada ribuan orang. Tapi begitu vaksin diberikan kepada jutaan orang di seluruh dunia, lebih banyak efek samping yang bisa terlihat.
Pada Febuari 2021, Dr Kate Vlancy, seorang profesor departemen antropologi di Universitas Illinois, mengatakan bahwa ada seorang perempuan mengalami menstruasi berat setelah vaksin Covid-19.
Sehingga, Dr Kate pun mencari tahu hubungan tersebut selama seminggu menggunakan satu dosis vaksin Moderna. Dr Kate mengaku menstruasinya terjadi lebih awal dari prediksi.
"Saya mendapatkan vaksin Covid-19 pertama dari Pfizer pada tanggal 29 April 2020 dan sekarang saya kembali mengalami menstruasi lagi setelah 28 bulan menopause," kata seorang wanita dikutip dari The Sun.

Wanita lainnya juga mengaku mengalami menstruasi selama 3 minggu, yang dinilai tidak normal. Sementara, satu wanita lainnya lagi mengaku kembali mengalami menstruasi setelah cukup lama berhenti dan lebih ringan.
Dr Heather Bartos, seorang ginekolog Texas, mengatakan wanita yang menggunakan IUD lebih mungkin mengalami pendarahan tidak biasa ketika masuk angin atau infeksi.
Efek samping vaksin Covid-19, seperti demam juga bisa memengaruhi siklus menstruasi. Tapi, efek ini tentu berbeda tergantung pada kandungan dalam vaksin Covid-19 itu sendiri.
Adapun efek samping normal vaksin Covid-19, termasuk kelelahan, nyeri di tempat suntikan dan nyeri otot. Wanita yang berusia di bawah 40 tahun nampaknya lebih mungkin mengalami efek samping.
Baca Juga: Lebih Menular, Virus Corona Varian Inggris Tak Lebih Mematikan
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengatakan setidaknya ada 32 wanita yang mengalami perubahan dalam periode menstruasi ini.