Hal ini dapat dilakukan orang tua melalui kegiatan sederhana, seperti mengajak mereka menonton video pembelajaran, lalu berikan beberapa pertanyaan untuk melatih problem solving-nya. Jika anak belum mampu memahami materi dari video, ajak mereka untuk mempelajarinya kembali bersama-sama.
3. Jangan Paksa Anak Belajar
Selain dua cara di atas, Yuujisensei dan Samanta sepakat bahwa metode pembelajaran konvensional berupa punishment and reward sudah tidak relevan lagi. Carilah apa yang menjadi ketertarikan untuk anak dan adaptif pada hal tersebut.
Jika anak suka bermain game, berikan dia kesempatan bermain game, misalnya satu jam per hari. Jika anak sulit berhenti bermain, orang tua dapat menggunakan parenting tool yang biasanya dapat diunduh dengan mudah. Aplikasi ini akan menonaktifkan handphone secara otomatis ketika waktu bermain sudah melebihi durasi yang kita tentukan.
4. Kondisikan Lingkungan dan Waktu Belajar
Yuujisensei juga menjelaskan bahwa orang tua perlu mengkondisikan lingkungan belajar. Misalnya, dengan meminta anggota keluarga lain menurunkan volume suara televisi ketika anak-anak sedang belajar agar situasi belajar tetap kondusif.
Untuk menciptakan meaningful learning, orang tua juga bisa dibantu dengan beberapa tools, misalnya ZeniusLand. ZeniusLand merupakan aplikasi belajar yang dirancang khusus untuk anak usia 7-12 tahun yang dilengkapi dengan kurikulum Zenius dan video konsep yang dipandu oleh karakter Tiga Sekawan dan cerita-cerita menarik dari Disney.
Baca Juga: HIPMI Batam dan Paguyuban Pasundan Salat Gaib dan Kirim Doa untuk Anak Ridwan Kamil