- Primaya Hospital Bekasi Barat meluncurkan layanan radioterapi presisi tinggi guna mengatasi kendala akses layanan kanker di wilayah penyangga ibu kota.
- Fasilitas baru ini menggunakan teknologi canggih seperti IMRT untuk meningkatkan efektivitas terapi kanker sekaligus menjaga jaringan sehat pasien.
- Layanan ini mendukung upaya pemerataan kesehatan sejalan dengan tren peningkatan kasus kanker nasional yang diproyeksikan terus meningkat.
Suara.com - Pemerataan akses layanan kanker masih menjadi tantangan besar di Indonesia, terutama bagi masyarakat di wilayah penyangga ibu kota. Keterbatasan fasilitas radioterapi memaksa banyak pasien menjalani rujukan ke Jakarta, menghadapi antrean panjang dan beban mobilitas yang tidak ringan.
Menjawab kebutuhan tersebut, Primaya Hospital Bekasi Barat resmi menghadirkan layanan radioterapi presisi tinggi untuk mendekatkan perawatan kanker yang komprehensif bagi warga Bekasi dan sekitarnya.
Kehadiran fasilitas ini diharapkan mampu memangkas jarak, waktu, dan proses rujukan yang selama ini menjadi hambatan utama bagi pasien kanker.
Di tengah tren peningkatan kasus kanker nasional—sebagaimana dicatat Global Cancer Observatory (Globocan) yang memproyeksikan lonjakan signifikan hingga 2040—pemerataan layanan menjadi kunci agar pasien dapat memperoleh terapi tepat waktu dan berkelanjutan.
Layanan radioterapi di Primaya Hospital Bekasi Barat didukung mesin SHINVA XHA1400 Multi Energy Linear Accelerator dengan teknologi 3D Conformal Radiotherapy (3D CRT) dan Intensity-Modulated Radiation Therapy (IMRT).
Teknologi ini memungkinkan penyinaran kanker dilakukan lebih terarah dan presisi, sehingga meningkatkan efektivitas terapi sekaligus menekan risiko paparan radiasi ke jaringan sehat.
Wali Kota Bekasi, Dr. Tri Adhianto Tjahyono, mengapresiasi hadirnya layanan radioterapi tersebut sebagai penguatan sistem layanan kesehatan daerah.

Menurutnya, fasilitas ini memberi kesempatan bagi pasien kanker untuk menjalani perawatan berkelanjutan di kota sendiri tanpa harus bergantung pada rujukan ke luar wilayah.
Dari sisi pengelola, CEO Primaya Hospital Group, Leona A. Karnali, menyampaikan bahwa pengembangan layanan onkologi merupakan fokus jangka panjang perusahaan.
Baca Juga: Sempat Diderita Epy Kusnandar, Berapa Lama Orang dengan Kanker Otak Bisa Bertahan Hidup?
Radioterapi di Bekasi Barat, kata dia, menjadi bagian dari upaya membangun Cancer Center terintegrasi yang tidak hanya modern, tetapi juga relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Sementara itu, Direktur Primaya Hospital Bekasi Barat, dr. Yoana Periskila Winarto, MKK., MHPM, menjelaskan bahwa rumah sakit ini telah berstatus sebagai rumah sakit swasta tipe A sejak Juli 2025.
Status tersebut memperkuat kesiapan layanan kanker dengan dukungan tenaga medis multidisiplin, melibatkan lebih dari 10 dokter spesialis onkologi dari berbagai subspesialisasi.
Peluncuran layanan radioterapi ini selaras dengan arah Rencana Kanker Nasional yang menekankan pemerataan layanan kanker dari hulu ke hilir, mulai dari diagnosis hingga terapi lanjutan.
Dengan akreditasi internasional Joint Commission International (JCI) yang telah diraih sejak 2014, Primaya Hospital Group terus berupaya menghadirkan layanan kanker berstandar global yang lebih dekat, lebih cepat, dan lebih merata bagi masyarakat Indonesia.
(Reporter: Clarencia Gita Jelita)