Seseorang yang mengalami jenis sekunder kadang menunjukan kondisi yang mencerminkan hilangnya fungsi hipofisis seperti infertilitas dan terhentinya periode menstruasi. Di antara anak-anak jenis ini dikaitkan dengan kekurangan hormon pertumbuhan dan pubertas dini.
Namun, pada beberapa orang, empty sella syndrome dapat menyebabkan berkurangnya produksi satu atau lebih hormon yang dibuat oleh kelenjar pituitari. Gejala yang mungkin dialami juga tergantung pada kekurangan hormon tertentu.
Kendati demikian, ada beberapa gejala empty sella syndrome yang mungkin bisa disadari penderita. Berikut gejala-gejalanya:
- Disfungsi ereksi.
- Penurunan gairah seks.
- Mudah lelah.
- Menstruasi yang tidak teratur atau berhenti sama sekali (amenorrhea).
- Keluarnya ASI atau cairan menyerupai ASI dari puting payudara padahal tidak sedang hamil atau menyusui (galaktorea).
- Peningkatan tekanan di otak.
- Keluarnya cairan otak dari hidung.
- Sakit Kepala.
- Gangguan penglihatan akibat saraf mata membengkak karena tekanan di dalam otak (papiledema).