Mungkin terdengar aneh, tapi Intan justru merasa lega saat dapat diagnosis itu. Sebab yang ada di pikirannya, "akhirnya misteri terpecahkan". Meski setelahnya tentu perjalanan yang ia alami sama sekali tidak mudah, seperti rollercoaster, penuh ups and downs.
"Terlebih saya berobat sambil tetap aktif sekolah, kuliah, dan bekerja selama 7 tahun penuh, saya tidak menyangka akhirnya bisa mendapat remisi total," kata dia.
Perjuangan melawan salah diagnosis juga dialami oleh las, seorang pasien Limfoma Hodgkin lainnya. Ia berbagi kisah bagaimana awalnya ia didiagnosis saraf terjepit, karena gejalanya mirip.
"Saya merasakan sakit punggung, demam tinggi, keringat berlebih, dan berat badan turun drastis. Bahkan setelah menjalani MRI, tidak ditemukan sel kanker. Saya juga sempat dicurigai TB, dan baru setelah biopsi dan pemeriksaan PET-CT scan, saya mengetahui bahwa saya menderita Limfoma Hodgkin," jelas dia.
Ia pun mengungkap panjangnya proses pengobatan merupakan tantangan terberat yang ia alami. Dirinya sempat mengalami remisi satu kali, yaitu pada September 2023. Namun, remisi tersebut tidak berlangsung lama.
"Pada Januari 2024 terdeteksi sel kanker aktif (relapse) dan hingga kini, remisi belum tercapai, dan sel kanker masih aktif berdasarkan PET-CT SCAN yang baru saja dilakukan di September 2024 kemarin," pungkasnya.
Perjalanan panjang para pasien untuk mendapatkan diagnosis yang benar dan menjalani pengobatan yang tepat menyoroti tantangan besar yang dihadapi oleh mereka yang berjuang melawan kanker, tidak hanya dari segi fisik tetapi juga secara finansial dan mental.
Beban psikologis ini tidak hanya dirasakan oleh pasien, tetapi juga oleh keluarga dan orang-orang di sekitar mereka. Oleh karena itu, dukungan yang kuat dari lingkungan sangatlah penting.
Shinta Caroline, Head of Patient Value Access PT Takeda Indonesia, menegaskan komitmen Takeda dalam mendukung penanganan Limfoma Hodgkin di Indonesia.
Baca Juga: Perubahaan yang Dialami Kim Woo Bin Usai Dinyatakan Sembuh dari Penyakit Kanker
"Fokus utama kami selalu pada kepentingan pasien-- bagaimana kita bisa memberikan perawatan yang terbaik, meningkatkan kualitas hidup mereka, dan mendukung perjalanan mereka melawan penyakit ini," tutup dia.