Bukan Sekadar Pengganjal Lapar, Ini Manfaat Camilan Bagi Tubuh dan Pikiran

Vania Rossa Suara.Com
Jum'at, 16 Mei 2025 | 05:20 WIB
Bukan Sekadar Pengganjal Lapar, Ini Manfaat Camilan Bagi Tubuh dan Pikiran
Ilustrasi Ngemil (freepik.com/freepik)

Suara.com - Selama ini camilan sering dianggap sebagai penyebab kenaikan berat badan atau sekadar "pengganjal lapar". Padahal, jika dikonsumsi dengan bijak, camilan bisa menjadi bagian penting dalam gaya hidup sehat.

Bahkan, manfaat camilan bukan hanya terasa di tubuh, tapi juga pada kesehatan pikiran dan suasana hati.

Dalam gaya hidup modern yang serba cepat dan dinamis, camilan memang kian menjadi pilihan yang tepat untuk menemani aktivitas sehari-hari.

Tidak heran jika aktivitas ngemil tetap menjadi bagian tak terpisahkan yang terus meningkat di masyarakat global, termasuk di Indonesia.

Menyadari hal tersebut, Mondelez Indonesia kembali memperkuat komitmennya dalam memahami kebiasaan ngemil masyarakat dengan menghadirkan survei tahunan “State of Snacking 2024”, sekaligus mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam ngemil agar mendapatkan manfaat positif camilan bagi tubuh dan pikiran, melalui kampanye #NgemilBijak.

Marfusita Hamburgiwati selaku Head of Corporate & Government Affairs Mondelez Indonesia menjelaskan bahwa, Survei State of Snacking bertujuan untuk mempelajari kebiasaan konsumen dan menemukan berbagai pemahaman baru tentang peran camilan bagi masyarakat baik fungsional maupun emosional, pada konsumen di Indonesia dan 12 negara lainnya.

“Survei The State of Snacking ini menyoroti betapa pentingnya camilan bagi masyarakat dan sekaligus menunjukkan keseriusan perusahaan dalam memahami apa yang diinginkan konsumen global, termasuk di Indonesia,” ungkap Fusi.

Temuan State of Snacking 2024 yang kini telah memasuki perjalanannya selama lebih dari setengah dekade mengungkapkan bahwa kebiasaan ngemil masyarakat Indonesia terus meningkat melebihi makanan utama, tercatat konsumsi rata-rata camilan di masyarakat mencapai 3 kali per hari, sementara makanan utama hanya 2 kali per hari.

Bahkan, 73% responden juga menyatakan bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa camilan.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Bisnis Camilan Artis, Harga Terjangkau yang Bisa jadi Oleh-oleh Libur Lebaran

Selain itu, hasil survei juga menemukan kebiasaan masyarakat yang menjadikan camilan sebagai cara untuk terhubung dengan orang lain dan bisa membangkitkan nostalgia, yakni 84% responden merasa setuju bahwa berbagi camilan dengan seseorang yang disayangi sepadan dengan kalori ekstra yang dikonsumsi dan 93% responden menyatakan salah satu kenangan masa kecil yang paling indah adalah berbagi camilan dengan orang tua.

Sejalan dengan temuan tersebut, Saskhya Aulia Prima M.Psi selaku Psikolog & Co-founder Rumah Psikologi TigaGenerasi menjelaskan peran dan makna camilan dari sisi kebutuhan emosional.

Pemaparan Survei The State of Snacking 2024. (Mondelez Indonesia)
Pemaparan Survei The State of Snacking 2024. (Mondelez Indonesia)

“Aktivitas ngemil bisa memberikan jeda di tengah aktivitas sehari-hari. Sembari menikmati camilan, kita bisa menjadikannya sebagai momen relaksasi dan bersantai sejenak. Lebih lanjut, aktivitas ngemil yang dilakukan dengan bijak dan penuh kesadaran juga bisa menjadi bentuk penghargaan bagi diri sendiri,” ungkap Sashkya.

Meningkatnya kebiasaan ngemil di tengah masyarakat tentunya harus diimbangi dengan edukasi yang tepat pula dalam mengatur pola konsumsi camilan.

“Kesadaran tersebut, mendorong kami untuk kembali mengajak masyarakat lebih bijak dalam ngemil agar tetap bisa mendapatkan manfaat positif camilan bagi tubuh maupun pikiran, melalui kampanye #NgemilBijak yang telah kami gaungkan sejak 2020,” tambah Fusi.

Kampanye #NgemilBijak adalah pendekatan yang mengajak setiap orang untuk menentukan pilihan camilan yang tepat pada waktu yang tepat, serta menikmati camilan dengan penuh perhatian di setiap gigitannya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI