Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 25 September 2025 | 08:27 WIB
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
Presiden AS Donald Trump (Instagram/realdonaldtrump)

Suara.com - Awal pekan ini Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat pernyataan kontroversial. Dia meminta dokter-dokter di AS tidak meresepkan obat pereda nyeri Tylenol kepada para ibu hamil karena obat tersebut bisa bikin autis.

Ibu hamil, dalam lanjutan pernyataan Trump, hanya boleh meminumnya ketika mengalami demam tinggi. Namun, para tenaga medis dengan tegas menolak ucapan Trump tersebut.

Sebaliknya, sebagian dokter mewanti-wanti bahwa pernyataan Trump berbahaya karena berpotensi hoaks.

Pasalnya, Tylenol yang merupakan nama lain dari obat paracetamol tetap menjadi obat pereda nyeri paling aman yang tersedia bagi ibu hamil. Lantas apa itu Tylenol? Berikut penjelasannya.

Melalui laman resminya, Tylenol membuat pernyataan bahwa merek ini menjadi obat yang paling banyak diteliti di seluruh dunia. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa Tylenol aman digunakan sesuai petunjuk, baik untuk ibu hamil, bayi, dan anak-anak.

Lebih dari satu dekade penelitian yang ketat, didukung oleh profesional medis terkemuka, mengkonfirmasi bahwa tidak ada bukti kredibel yang mengaitkan asetaminofen yang terkandung dalam Tylenol dengan autisme.

Sebaliknya, acetaminophen digunakan di seluruh dunia sebagai pertolongan pertama mengurangi rasa sakit dan demam. Demam tinggi dan rasa sakit merupakan risiko pada kehamilan, terutama di trimester pertama.

Ilustrasi obat-obatan (Pixabay)
Ilustrasi obat-obatan (Pixabay)

Tylenol juga membuat pernyataan resmi dalam website Autism Science Foundation. Yayasan yang menaungi anak-anak dengan autisme mengaku sangat khawatir dengan pernyataan Presiden Trump dan Menteri Kesehatan AS Robert F. Kennedy.

“Hubungan antara asetaminofen dan autisme masih berdasarkan riset yang terbatas, saling bertentangan, dan nggak konsisten. Jadi kesimpulannya masih terlalu dini,” ujar Chief Science Officer di Autism Science Foundation Dr. Alycia Halladay.  

Baca Juga: Presiden Trump Patok Rp1,6 Miliar untuk Biaya Visa Pekerja Khusus, Ini Alasannya

Sebaliknya, pernyataan tidak berdasar bisa merusak pemahaman mengenai kesehatan masyarakat sekaligus menyesatkan keluarga yang sebenarnya butuh informasi yang jelas dan faktual.

Pernyataan ngawur tidak sekali ini saja terjadi. Bertahun-tahun, Menteri RFK dan Presiden Trump percaya kalau vaksin menyebabkan autisme, padahal sains jelas-jelas menunjukkan tidak ada hubungannya.

“Kami juga bingung kenapa pengumuman ini disampaikan hari ini dan dari mana kesimpulannya muncul,” tambah Presiden Autism Science Foundation Alison Singer.

Tidak ada data atau studi baru yang dipresentasikan, tidak ada riset baru yang terbit, serta tidak ada konferensi medis yang membahas hal ini. Presiden Trump hanya mengatakan yang dia pikirkan dan rasakan, tanpa bukti ilmiah.

“Apa yang disampaikan hari ini berbahaya,” tambah Dr. Halladay.

Trump dan Kennedy meremehkan betapa kompleksnya autisme, dan mengatakan angka autisme bisa turun kalau ibu hamil berhenti minum Tylenol dan kalau vaksin anak dicicil.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI